CERITA

Siapa Penyerang Majelis Az-Zikra?

"Malam itu di Komplek Perumahan Az-Zikra, Desa Cipambuan, Bogor, Jawa Barat, mendadak mencekam. Puluhan pria yang mengendarai mobil dan motor, menggeruduk perumahan di kawasan Sentul tersebut."

Para tersangka penyerang dikumpulkan di Mapolres Bogor (foto: Rafik Maeilana)
Para tersangka penyerang dikumpulkan di Mapolres Bogor (Foto: Rafik Maeilana)

Malam itu di Komplek Perumahan Az-Zikra, Desa Cipambuan, Bogor, Jawa Barat, mendadak mencekam. Puluhan pria yang mengendarai mobil dan motor, tiba-tiba menggeruduk perumahan di kawasan Sentul tersebut. Mereka mencari orang yang memasang spanduk bernada hinaan kepada kelompok Syiah. 

Salah satu Jemaah Majelis Dzikir Az-Zikra yang juga petugas keamanan di komplek itu, Faisal Salim bercerita tentang kejadian di malam itu. 

“Awalnya saya dinaikkan ke mobil, di sana ada empat orang saya suruh duduk di tengah. Diapit, lalu saya dibawa. Saya sempat bertanya, mau dibawa kemana nih? Mereka malah bilang, ‘diam kamu’ lalu saya dipukul. Saya tidak kenal yang mukulnya, memang itu orang luar semua. Saya dapat informasi mereka dari Ciledug, Tangerang, Bogor, Sukaraja, Cibinong dan ada juga yang dari Cipambuan sendiri,” katanya. 

Faisal tak sempat membela diri, ia terus dipukuli sembari dipaksa mengaku siapa yang memasang spanduk bertuliskan “Kami Warga Bukit Az-Zikra Menolak Faham Syiah”. Meski mengaku tak tahu, tapi sekelompok orang itu tak peduli. Mereka mau spanduk itu segera dicopot. 

“Tuntutan mereka supaya spanduk itu dicabut. Saya bilang bukan saya yang masang. Kalau memang mau cabut ya silahkan cabut. Tetapi mereka memaksa nanya siapa yang masang. Tulisannya ‘warga Az-Zikra menolak faham Syiah’ spanduk itu dipasang di lingkungan masjid,” ucap Faisal.

Spanduk berbau hinaan kepada kelompok Syiah itu sudah terpasang sejak dua bulan lalu. Yang memasang, tentu saja majelis tersebut. Juru Bicara Majelis Az-Zikra, Syaifudin mengatakan, spanduk dipasang sesuai instruksi dari para tetua majelis yang menentang ajaran Syiah masuk ke wilayah mereka. 

“Itu sebagai bagian dari dakwah. Dakwah itu kan kewajiban bagi kami, ketika melihat kemunkaran harus kami cegah. Dan pola dakwah kami persuasif, bukan anarkis, bukan destruktif. Tapi kita persuasif yang konstruktif, dimana kami  nyatakan dalam bentuk baliho itu. Dan yang menjadi target utama orang-orang yang ada di sini, dan tidak mengganggu orang lain. Jadi alasannya adalah dakwah,” klaim Syaifudin. 

Meski belum jelas betul siapa segerombolan orang itu, tapi Majelis Az-Zikra dengan cepat mengarahkan tudingannya pada kelompok Syiah. 

“Sudah sangat jelas kesyiahannya bahwa mereka syiah. Ya kesyiahan mereka sudah banyak dibuktikan yel-yel ada, kemudian dari hasil interogasi Polres Bogor juga menyatakan kurang lebih yang sudah terindikasi Syiah secara murni ada 4 orang dari mereka. Dan ada ketika ada pihak kami yang ikut ke Polres, saat melakukan salat subuh. Mereka melihat para penyerang itu melakukan salatnya dengan cara Syiah. Seperti penggunaan koin karbala yang biasa digunakan sebagai alas sujud,” ungkapnya.

Merasa disudutkan atas tudingan itu, Ikatan Jemaat Ahlul Bait Indonesia (IJABI) menegaskan jika Syiah tak pernah berlaku anarkistis apalagi sampai menyerang. 

“Seluruh pemeluk Syiah dijadikan kambing hitam. Dan menarik juga karena kesimpulan penyerangnya itu Syiah kan sangat cepat. Bahkan sebelum polisi memutuskan. Yang memutuskan itu Syiah justru pak Arifin yang menunjukan telunjuknya bahwa itu Syiah,” tegas Ketua Dewan Syuro IJABI, Jalaludin Rakhmat. 

Bahkan kerabat yang diduga koordinator penyerangan, Lukman Husein menyatakan tidak ada motif kebencian antara Sunni dengan Syiah dalam kasus tersebut. Meskipun ia mengaku, kedatangan mereka ingin mempertanyakan alasan pemasangan spanduk itu. 

“Kita tidak membawa unsur ini Syiah atau Suni, Suni adalah saudara kami. Justru di sini kami khawatir ada kelompok Ilam yang mereka tidak paham tentang Islam, mau diprovokasi oleh di luar Islam dan membuat perpecahan sendiri. (Langkah selanjutnya yang akan ditempuh) Perlu duduk bersama, mereka yang tidak sefaham. Karena bukan hanya sekedar Suni dan Syiah, kadang di Suni sendiri satu dengan yang lain saling berbenturan,” katanya.

Sementara itu, Kepolisian Bogor telah menahan 38 pelaku yang diduga menyerang Komplek Az-Zikra. Dari jumlah itu, 34 di antaranya sudah menjadi tersangka. Namun, polisi belum mau menyebut asal kelompok itu. Kapolda Jawa Barat, Muhamad Iriawan yang mendatangi Polsek Bogor bungkam ketika didesak identitas para pelaku. 

“Kita masih dalami, kita tidak bisa menentukan itu kelompok mana. Yang jelas karena ada tindakan penganiayaan, makanya kami tangani. Kita juga meminta semua untuk unsur masyarakat untuk menahan diri, dan jangan sampai terprovokasi,” ucapnya.

Menurut Kepolisian, para pelaku bakal dikenai pasal tentang pengeroyokan yang mengakibatkan orang lain terluka. Dan terancam hukuman penjara 7 tahun.

Kejadian ini pun tak lepas dari pantauan Kementerian Agama. Menteri Lukman Hakim Syaifuddin mencurigai penyerangan ke Komplek Majelis Zikir Az-Zikra bertujuan membenturkan sesama umat Islam di Indonesia. Karena itu, ia meminta umat Islam tidak terprovokasi kejadian tersebut.

"Kita harus hati-hati betul, waspada betul jangan-jangan ada ini ada pihak ketiga atau pihak-pihak tertentu yang ingin membenturkan umat Islam Indonesia. Yakni dengan mengangkat isu perseteruan Syiah dan Sunni sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain," ujar Lukman saat dihubungi KBR di Jakarta, Kamis (13/2).

Editor: Antonius Eko  

  • al zikra
  • syiah
  • sunni
  • kementerian agama
  • Toleransi
  • petatoleransi_08Jawa Barat_merah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!