NUSANTARA

Temuan Minyakita Tak Sesuai Takaran dan Lampaui HET di Cirebon

Harga Minyakita di Kota Cirebon Jawa Barat, lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah. Selain itu, takaran Minyak Kita juga tidak sesuai dengan hanya 960 ml

AUTHOR / Frans Mokalu

EDITOR / Resky Novianto

Google News
ukur
Dinas Perdagangan Kota Cirebon mengecek takaran Minyak Kita dengan alat ukur, Jumat (14/03/2025). Foto: KBR/Frans C Mokalu.

KBR, Cirebon - Harga Minyakita di Kota Cirebon Jawa Barat, lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah. 

Selain itu, takaran Minyak Kita juga tidak sesuai dengan yang tertera dalam kemasan 1000 ml atau hanya 960 ml. Hal ini ditemukan setelah Pemerintah Kota melakukan sidak ke sejumlah pasar, termasuk distributor Minyakita untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan Dan perindustrian (DKUMKMPP) Kota Cirebon, Iing Daiman mengatakan, setelah melakukan inspeksi mendadak di sejumlah pasar tradisional ditemukan minyak goreng subsidi dengan merek Minyakita dijual lebih tinggi dari HET yakni sekitar Rp18.000 per liter.

“Kami mendapatkan Minyakita dijual dengan harga Rp18.000 per liter yang seharusnya dijual ke masyarakat dengan harga Rp15.700 per liter,” katanya, Jumat (14/3/2025).

Iing melanjutkan, tingginya minat masyarakat terhadap Minyakita menjadikan produk ini berpotensi diselewengkan. Selain itu, proses distribusi yang cukup panjang juga menjadi celah negatif.

“Kemungkinan penyelewengan ini terjadi karena demand sangat tinggi, sementara suplainya membutuhkan proses distribusi yang sangat panjang,” ujarnya.

Dia menyatakan, Minyakita kemasan pouch ditemukan banyak yang kurang takarannya sekitar 40 ml. Namun, Minyakita kemasan plastik rata-rata takarannya pas atau sesuai.

“Dari temuan ini kami akan sampaikan ke pusat. Untuk melengkapi laporan, kami membawa sampel yang kami temui di lapangan,” tutur Iing.

Baca juga:

Mendag Segel Pabrik Minyakita Tak Sesuai Takaran di Karawang

Sementara, salah seorang pedagang sembako di Pasar Harjamukti Kota Cirebon, Dudung mengaku, sebelum ada temuan sebenarnya kurangnya takaran pada Minyakita sudah diketahui di kalangan pedagang sejak dua bulan lalu.

Oleh karena itu, ia tidak menjual produk Minyakita karena banyak dikeluhkan pembeli terkait kurangnya takaran dalam kemasan.

“Takaran kurang itu sebenarnya sudah tahu sejak dua bulan lalu. Saya tidak jual Minyakita yang botolan karena banyak dikeluhkan pembeli,” katanya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!