NUSANTARA

Ribuan Orang Terdampak Krisis Air Bersih Akibat Kekeringan di Ponorogo

ada 923 kepala keluarga atau 2.135 jiwa yang terdampak kekeringan.

AUTHOR / Adhima Soekotjo

EDITOR / Muthia Kusuma

kekeringan
BPBD Kabupaten Ponorogo droping air bersih di desa yang alami kekeringan, Selasa, (1/10/2024) (FOTO: KBR/Adhimasoekotjo)

KBR, Ponorogo- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat sebanyak 15 desa di 7 kecamatan, Kabupaten Ponorogo kekurangan air bersih, akibat kekeringan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, menyebut saat ini kondisi sumur-sumur warga semakin mengering. Dia menyebut ada 923 kepala keluarga atau 2.135 jiwa yang terdampak kekeringan.

“Punya sumur namun kapasitas airnya tidak mencukupi kebutuhan warga. Airnya keluar tapi sedikit. Ada juga di beberapa titik kekeringan itu tidak keluar sama sekali. Sumber-sumbernya mengalami kekeringan sekali,” ujarnya melalui sambungna telepon Senin (30/9/2024).

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga BPBD Kabupaten Ponorogo telah melakukan droping air besih sebanyak 113 kali dengan total 710.000 liter. Kata dia, droping air bersih hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum dan memasak warga. Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci, warga Desa Wates mengandalkan air sungai.

    “Dalam satu desa kita suplai air dua kali seminggu, Yang kita kirimkan itu hanya untuk kebutuhan dasar minum. Untuk kebutuhan mandi mencuci itu mereka menggunakan sungai tapi jaraknya cukup jauh kira kira 2 sampai 3 kilometer,” imbuh Agung.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, hujan di Ponorogo baru akan terjadi di akhir Bulan Oktober 2024 dengan intensitas yang belum merata. 

    Baca juga:

    Komentar

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!