NUSANTARA

Ramai-ramai Pasar Hewan Tutup Imbas Penyakit Mulut dan Kuku

Sejumlah peternak juga mendukung langkah tersebut, karena takut hewan ternaknya ikut tertular.

AUTHOR / Anindya Putri, Adhar Muttaqin, Muji Lestari

EDITOR / Wahyu Setiawan

Ramai-ramai Pasar Hewan Tutup Imbas Penyakit Mulut dan Kuku
Petugas memasang pengumuman penutupan sementara Pasar Hewan Terpadu Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (8/1/2025). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

KBR, Jakarta - Sejumlah pasar hewan di daerah tutup imbas kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kian merebak. Penutupan pasar hewan dilakukan untuk memutus rantai penularan antardaerah.

Pejabat di daerah khawatir penularan PMK makin meluas dan berdampak buruk pada hewan ternak. Sejumlah peternak juga mendukung langkah tersebut, karena takut hewan ternaknya ikut tertular.

Penutupan pasar hewan mayoritas terjadi di Jawa Timur.

Tulungagung

Pemerintah Kabupaten Tulungagung menutup sementara operasional sejumlah pasar hewan. Sekretaris Daerah (Sekda) Tulungagung Tri Hariadi mengatakan pada tahap pertama, penutupan dilakukan selama 14 hari sejak 6 Januari 2025.

Upaya itu dilakukan untuk memutus rantai penularan PMK, karena mayoritas sapi terjangkit dari perdagangan hewan.

"Kalau kami melihat tren perkembangan PMK hari ini memang sudah mulai banyak yang kena. Kemudian dari beberapa pedagang menyampaikan usulan ke pihak Disperindag untuk menutup sementara pasar hewan. Berarti saya menilai kesadaran teman-teman peternak termasuk pedagang yang bergelut di bidang peternakan mulai sadar, dengan menginisiasi untuk menutup sementara. Tetapi sifatnya sementara, nanti kami akan evaluasi," kata Tri Hariadi, Senin (6/1/2025).

Dari data Dinas Peternakan Tulungagung, jumlah sapi yang terjangkit PMK mencapai 77 ekor, beberapa di antaranya mati.

Trenggalek

Peningkatan kasus PMK dalam dua pekan terakhir membuat Pemkab Trenggalek menutup operasional tujuh pasar hewan.

Kepala Dinas Peternakan Trenggalek Joko Susanto mengatakan sejak Desember 2024 hingga pekan kedua Januari 2025, tercatat 541 kasus PMK. Dari jumlah itu, 11 ekor ternak mati.

"Kasus PMK cenderung mengalami kenaikan dari minggu ke minggu. Akhir Desember kami mencatat 79 kasus. Lalu minggu pertama Januari itu sudah menjadi 156, lalu yang terakhir tanggal 13 Januari ada 541 kasus. Ini kebanyakan di sapi, yang sudah sembuh baru 24 ekor, lalu yang masih sakit 490 ekor, ini tetap dalam pemantauan kami dan proses pengobatan. Lalu yang dipotong paksa 5 ekor, ternak mati 11 ekor, ternak yang dijual 11 ekor. Perkembangannya meningkat dua kali lipat setiap enam hari sekali," kata Joko Susanto, Rabu (15/1/2025).

Joko menyebut, kasus PMK di Trenggalek menyebar di seluruh kecamatan dan rata-rata menyerang sapi potong.

Untuk meminimalisir penularan PMK, tujuh pasar hewan ditutup. Hal itu dilakukan, karena lalu lintas perdagangan hewan ternak menjadi salah satu pemicu melonjaknya kasus PMK.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Komidag) Trenggalek Saniran mengatakan penutupan pasar hewan dilakukan hingga kasus PMK mereda.

"Menindaklanjuti rekomendasi dari dinas peternakan yang merupakan kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek, dalam rangka pengendalian penularan PMK di Trenggalek, maka diimbau untuk melakukan penutupan pasar hewan. Atas dasar itu kami selaku pengampu pasar daerah menindaklanjuti itu dan dilakukan penutupan sementara mulai dari hari ini sampai waktu yang akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil evaluasi. Pasar hewan di Trenggalek ada tujuh," ujar Saniran.

Dia mengimbau para pedagang mematuhi kebijakan pemerintah dan tidak melakukan perdagangan di luar pasar.

Kediri

Penutupan pasar hewan juga terjadi di Kabupaten Kediri. Penutupan dilakukan 13-28 Januari 2025.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Tutik Purwaningsih bilang penutupan pasar hewan menjadi salah satu langkah mencegah penyebaran PMK.

"Kenapa pasar hewan? Karena pasar hewan tempat berkumpulnya sapi potong, karena yang terbanyak kasus PMK dari 2024 sampai 2025 itu adalah sapi potong, kami tidak ingin ada kasus di pasar hewan dan menyebar di seluruh wilayah, baik kabupaten maupun luar," kata Tutik, usai sosialisasi penutupan di Pasar Tertek Kecamatan Pare, Minggu (12/1/2025).

Hingga 11 Januari 2025, kasus PMK di Kabupaten Kediri terus meningkat hingga mencapai 675 kasus dengan total kematian sebanyak 25 ekor. Padahal sehari sebelumnya masih 571 kasus.

Kasus terbayak tercatat di dua kecamatan yakni Tarokan dan Kecamatan Banyakan.

Tutik mengatakan petugas akan memantau keamanan dan melakukan sterilisasi pasar.

"Seluruh pasar di Kabupaten Kediri menjadi tanggung jawab tata kelola ada di pengelola masing-masing. Seperti pasar hewan Tertek ini. Tanggung jawab kaitannya keamanan, maupun buka tutupnya, untuk terus ada pemantauan," tandasnya.

Tutik mengakui dalam beberapa hari terakhir lalu lintas jual beli di pasar-pasar hewan Kediri menurun drastis dari biasanya. Beberapa titik terpantau sepi dengan jumlah sapi yang terjual jauh lebih sedikit.

"Kalau lihat pasar-pasar sepi, lalu lintas jual beli sudah jauh berkurang, bisa dilihat sendiri kan lebih banyak orangnya dari pada hewannya. Hanya memang maaf, beberapa daerah memang ada yang belum menutup ini juga di sisi lain agak dalam tanda kutip perlu kewaspadaan bersama, kalau Kabupaten Tulungagung, Kediri tutup, terus ada yang belum tutup nanti jangan-jangan dibawa ke sana itu kan juga sarana penularan," ungkapnya.

Dinas Peternakan Kabupaten Kediri tak memperketat lalu lintas jual beli sapi di perbatasan lantaran hampir semua wilayah di Jawa Timur sudah endemis PMK.

"Jadi tidak ada check point di titik-titik perbatasan, tapi tetap kami minta teman-teman di lapangan untuk tetap melaporkan, mewaspadai dan juga menyampaikan ke peternak untuk terus waspada," pungkasnya.

Jombang

Pemerintah Kabupaten Jombang juga berencana menutup seluruh pasar hewan di wilayahnya. Wacana ini menyusul tingginya kasus PMK pada ternak sapi yang tak kunjung mereda.

Apalagi, beberapa daerah di sekitar Kota Santri sudah menutup spot jual beli hewan ternak lebih dulu.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang M Saleh bilang penutupan pasar untuk mengantisipasi keluar masuknya sapi dari luar daerah.

"Hasil koordinasi tadi juga sudah ada keputusan dalam waktu dekat, salah satunya soal penutupan pasar hewan. Itu solusi terbaik untuk menutup arus lalu lintas hewan dari beberapa kota, khususnya kan tetangga kan kabupaten-kabupaten lain juga sudah ditutup, nek gak ditutup lak mlayu mrene kabeh engko (kalau gak ditutup, nanti lari ke sini semua)," ungkap Saleh, Kamis (16/1/2025).

"Ya ada rencana penutupan, kami kan harus menunggu SE (surat edaran) dulu dari bupati, ini sedang berproses dalam waktu dekat ini, satu sampai lima hari," ungkapnya.

Kasus PMK pada ternak sapi di Kabupaten Jombang terus bertambah. Saat ini jumlahnya menembus 600 kasus dengan total kematian 49 ekor sapi. Pekan lalu kasusnya masih tercatat 400-an dengan 19 ekor di antaranya mati.

"Kami juga menunggu bantuan pemerintah pusat kaitannya dengan vaksin PMK di seluruh wilayah Jawa Timur, melalui pemerintah provinsi," pungkasnya.

Blora

Pemerintah Kabupaten Blora menutup dua pasar hewan usai ratusan sapi di sana terinfeksi PMK.

Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan Blora Margo Yuwono menyebut penutupan sementara dilakukan di Pasar Pon Blora dan Pasar Pahing Randublatung.

"Pasar itukan jadi tempat pertemuan hewan, dari DP4 memberikan imbuan agar pasar hewan ditutup sampai dengan wabah PMK mulai turun, penutupan belum tahu sampai kapan," ungkap Margo, Jumat (10/1/2025).

Margo mengatakan dua pasar hewan akan ditutup selama 14 hari. Upaya tersebut untuk meminimalisir penularan terhadap hewan ternak sapi.

Menurutnya, penutupan akan diperpanjang jika penularan PMK masih tinggi di wilayah tersebut.

"Untuk lama waktu masih tentatif, tapi semoga tidak lama," ujarnya.

Margo berharap para peternak sapi bersabar dan terus memantau kondisi kesehatan ternak.

"Untuk kambing masih diizinkan jualan, tapi sapi kami hentikan dulu," imbuhnya.

Bantul

Penutupan pasar hewan juga dilakukan Pemkab Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pasar Imogiri yang menjadi salah satu pusat perdagangan hewan ternak, ditutup pada 14-27 Januari 2025.

"Karena di Bantul ada PMK yang menyerang di beberapa titik dengan jumlah hewan sakit 322 dan 32 ekor sapi mati, potong paksa 2 ekor," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo di Pasar Hewan Imogiri, Bantul, Selasa (14/1/2025).

Joko yakin penutupan Pasar Hewan Imogiri dapat memutus penyebaran PMK dari luar Bantul. Sebab selama ini pasar tersebut menjadi tempat lalu lintas hewan dari luar Bantul.

"Terus terang di pasar ini untuk keluar masuk ternak dari luar Bantul cukup tinggi. Jadi harapan kami, dengan adanya penutupan itu akan memutus rantai penyebaran virus daripada PMK," harapnya.

Imbas PMK, Joko bilang para peternak mengalami kerugian cukup drastis.

"Di pasaran terakhir kemarin kami sudah 50 ekor sapi terjual, padahal biasanya mencapai 600-700 ekor," ungkapnya.

"Kambing dan domba masih aman. Jadi kami menutup pasar ini yang ternak sapi," jelasnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!