NUSANTARA
Penghasilan Petani Merosot Imbas Cuaca Ekstrem di Rembang
“Hampir 70 persen sudah selesai panen. Kalau roboh, banyak yang dipanen lebih cepat. Penebas mengurangi harga, umpama normalnya tebasan Rp10 Juta, sekarang tinggal Rp8 Jutaan. Penghasilan menurun,”

KBR, Rembang – Hujan deras dan angin kencang mengakibatkan banyaknya tanaman padi di Kecamatan Sumber dan Kaliori, Kabupaten Rembang roboh.
Kaserin, seorang petani di Desa Megulung Kecamatan Sumber menganggap kondisi sekarang termasuk yang paling parah. Ia menyebut dampaknya harga gabah merosot.
“Hampir 70 persen sudah selesai panen. Kalau roboh, banyak yang dipanen lebih cepat. Penebas mengurangi harga, umpama normalnya tebasan Rp10 Juta, sekarang tinggal Rp8 Jutaan. Penghasilan menurun,” ungkapnya kepada KBR, Jumat (14/2/2025).
Dinas terkait masih menghitung luasan tanaman padi yang terkena imbas cuaca buruk.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengungkapkan padi mudah roboh, karena disebabkan jarak tanam terlalu rapat, pemilihan bibit dan pemberian pupuk Nitrogen terlalu berlebihan.
“Kenapa ada jarak tanam, supaya asupan sinar matahari cukup, sehingga batang lebih kuat. Disamping pemilihan varietas dan kelebihan pupuk Nitrogen juga berpengaruh. Soalnya vegetatif terlalu tinggi, sehingga menjadi tidak kuat saat berbuah,” beber Agus.
Pantauan di lapangan, harga padi yang sudah roboh hanya laku pada kisaran Rp5.500 per Kg, karena kualitas cenderung menurun.
Badan Urusan Logistik (Bulog) sendiri sudah menetapkan harga pembelian untuk gabah petani di angka Rp6.500 per Kg.
Baca juga:
- Waspada Bencana Hidrometeorogi di Awal Februari 2025, Ini Kata BMKG
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!