NASIONAL

Pengelolaan Sampah, Bappenas: Seluruh TPA Penuh pada 2028

"Akibatnya kita sudah lihat sekarang mencemari hingga ke laut kita,”

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Rony Sitanggang

TPA penuh
Ilusstrasi: Pengolahan sampah jadi bahan bakar jemput padat (BBJP) untuk PLTU Labuan di TPA Bangkonol, Pandeglang, Banten, Rabu (13/09/24).(Antara/M. Bagus K.)

KBR, Jakarta-  Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memperkirakan pada  2028 seluruh tempat pembuangan akhir (TPA ) di Indonesia bakal mengalami kelebihan kapasitas sehingga tak mampu lagi menampung sampah. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati mengatakan perlu ada pendekatan ekonomi sirkular guna mengatasi hal itu. 

Vivi menjelaskan ekonomi sirkular adalah sebuah pendekatan ekonomi baru yang memperpanjang  pemanfaatan suatu benda kemudian meminimalkan pengunaan sumber daya serta mengembalikan sisa produksi dan konsumsi ke dalam rantai pasok atau rantai nilainya.

“Artinya circularity terjadi, jadi mengubah gaya atau pola hidup kita yang produsen memproduksi, kemudian kita beli, pakai, dan kita buang dan pada gilirannya diestimasi tahun 2028 seluruh TPA Indonesia akan overloaded dan akibatnya kita sudah lihat sekarang mencemari hingga ke laut kita,” ucapnya dalam acara “SDGs Annual Conference 2024” dipantau via Youtube Bappenas RI, Selasa (8/10/2024).

Berdasar pemaparannya, kata dia, ekonomi sirkular diterapkan melalui prinsip yang sebelumnya dikenal reduce, reuse, recycle (3R) menjadi 9R mulai dari refuse, rethink, reduce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose, recycle dan recover.


Baca juga:


Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati melanjutkan, ekonomi sirkular memiliki sejumah manfaat dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan di Indonesia yakni ekonomi sirkular dapat meningkatkan PDB pada kisaran Rp593-638 triliun tahun 2030.

Kemudian, 4,4 juta lapangan kerja hijau tercipta hingga 2030, 75 persen dari toatal pekerjaan merupakan tenaga kerja perempuan.

Lalu mengurangi timbulan limbah sebesar 18-52 persen dibandingkan bisnis pada umumnya di tahun 2030 serta berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 126 juta ton Co2.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!