NUSANTARA
Pemprov Jabar Kesulitan Kelola Sampah, Minta Bantuan Masyarakat
Pemerintah juga tidak berdaya dalam mengelola sampah.
AUTHOR / Arie Nugraha
-
EDITOR / Sindu
KBR, Bandung- Pemerintah Jawa Barat (Jabar) kesulitan menekan jumlah sampah di empat daerah, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Karena itu, pemprov meminta partisipasi masyarakat dalam mengendalikan jumlah sampah.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman, kunci mitigasi persampahan berawal dari level rumah tangga. Maka diperlukan bantuan masyarakat supaya sampah dapat dikurangi, dimanfaatkan dengan daur ulang.
"Ya, tiap hari ada 1.750 ton dari Bandung Raya yang dikirim ke TPPAS Sarimukti, dan tentunya faktanya sampah lebih dari itu. Dan ini saya kira harus kita selesaikan karena sebenarnya sampah itu adalah cuan (uang). Sampah itu adalah sesuatu yang punya nilai apabila kita bisa mengurangi, menggunakan, dan mendaur-ulangnya. Yang terjadi hari ini sebagian sampah dianggap masalah, akhirnya jadilah masalah," ujar Herman, Rabu, (13/11/2024).
Baca juga:
Herman menyarankan masyarakat mendaur ulang sampah rumah tangga, sebelum dikelola pemda masing-masing, hingga akhirnya menuju Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah di Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.
Terutama sampah makanan, sebisa mungkin dapat dipilah dan diolah sejak di level rumah tangga dengan sejumlah metode, misalnya pengomposan, atau pemanfaatan lain.
"Jangan sampai Bandung lautan sampah, jangan sampai (sungai) Citarum juga penuh dengan sampah, kita bergerak sekarang juga kalau tidak sekarang kapan lagi, dan kita mulai dari diri kita kalau bukan kita, ya, siapa lagi," kata Herman.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Dian Al Ma'ruf menyebut masalah sampah bukan hanya urusan pemerintah, tetapi jadi tanggung jawab bersama. Sebab kata dia, pemerintah juga tidak berdaya dalam mengelola sampah jika tidak didukung seluruh masyarakat.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!