NUSANTARA

Harga Pangan di Lhokseumawe Meroket Jelang Nataru, Diduga Ada yang Menimbun

Pada saat harga melonjak pada komoditas-komoditas tertentu itu dipastikan ada intervensi daripada pemerintah.

AUTHOR / Erwin Jalaludin

EDITOR / Wahyu Setiawan

Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri
TPID yang dipimpin Pj Wali Kota Lhokseumawe A Hanan sidak di pusat pembelanjaan pasar tradisional Impres Kota Lhokseumawe, Jum’at (20/12). Foto: Istimewa

KBR, Lhokseumawe – Tim Pengendalian Inflasi daerah (TPID) Kota Lhokseumawe, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar dan swalayan imbas melonjaknya harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Meroketnya harga pangan, sayur-sayuran, dan daging menyebabkan masyarakat menjerit.

Penjabat Wali Kota Lhokseumawe A Hanan mengatakan, ingin mengetahui penyebab naiknya harga bahan pokok dan makanan di pasaran.

Dia menduga ada pihak yang sengaja menimbun stok pangan.

"Kenaikan harga itu dipastikan dari pasokan, kalau bisa ditribusinya lancar harganya ya tidak memberikan pengaruh. Kemudian, yang pertama sekali dilakukan oleh pemerintah hari ini ya melakukan survei-survei pasar, pada saat harga melonjak pada komoditas-komoditas tertentu itu dipastikan ada intervensi daripada pemerintah terkait dengan penyesuaian harga tersebut," kata A Hanan di sela-sela sidak di Pasar Impres, Jumat (20/12/2024).

Dia mengimbau masyarakat melapor jika menemukan penimbunan barang dan makanan menjelang Nataru.

Sementara itu, Kepal Dinas Prindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lhokseumawe Muhammad Rizal mengeklaim, penyesuaian harga barang terus dilakukan.

Salah satunya dengan mendistribusikan beras Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan (SPHP).

"Ada beberapa komoditas barang yang memang ada mengalami kenaikan, ya kami antisipasi jangan sampai melonjak terlalu tinggi lagi. Kemudian, memang beras dalam beberapa hari ini ada mengalami kenaikan, untuk antisipasinya kami akan berkoordinasi dengan Bulog," jelas Rizal.

Berdasarkan pantauan KBR di sejumlah pasar, harga beras seberat 15 kilogram rata-rata mengalami kenaikan Rp10 ribu per karung. Kenaikan harga juga terjadi di komoditas cabai dari Rp20 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!