NUSANTARA
Bukan Program Prioritas Alasan Pemkot Malang Tiadakan Mudik Gratis
“Karena tidak ada anggaran. Ya, kami prioritas dulu. Karena belum ada anggarannya. Kami (utamakan program) yang lebih mendesak, bukan dialihkan."

KBR, Malang– Pemerintah Kota Malang meniadakan kegiatan mudik gratis lebaran 2025 karena tidak menjadi program prioritas. Anggaran lebih diutamakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak seperti pembangunan lahan parkir di kawasan Kayutangan Heritage.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengatakan pada lebaran tahun-tahun sebelumnya rutin digelar mudik gratis. Namun, dalam APBD 2025 ini tidak dialokasikan anggaran untuk mudik gratis karena bukan kebutuhan mendesak untuk dilaksanakan.
“Karena tidak ada anggaran. Ya, kami prioritas dulu. Karena belum ada anggarannya. Kami (utamakan program) yang lebih mendesak, bukan dialihkan. Mana yang lebih mendesak dulu. Tapi lihat perkembangan, kan semua namanya juga rencana,” kata Widjaja, Rabu, (12/3/2025).
Baca juga:
Dinas Perhubungan Kota Malang dalam dua tahun terakhir ini memprioritaskan pembangunan lahan parkir di kawasan Kayutangan Heritage dengan total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp44 miliar. Meliputi pengadaan lahan parkir senilai Rp25,3 miliar pada 2024 dan Rp19 miliar untuk pembangunannya pada 2025.
Widjaja mengatakan, warga di Malang Raya yang ingin pulang kampung saat lebaran tetap diakomodasi lewat program mudik gratis yang dibiayai Pemprov Jawa Timur. Pendaftaran lewat Pemerintah Kota Malang disediakan kuota sebanyak 10 bus berkapasitas 400 kursi.
Kuota mudik gratis itu sudah terpenuhi dalam waktu singkat begitu pendaftaran dibuka di Mall Pelayanan Publik Kota Malang pada Rabu, 12 Maret 2025. Seluruhnya dijadwalkan berangkat pada 27 Maret 2025 bersama di Balai Kota Malang.
Baca juga:
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!