NUSANTARA

Bendungan Bagong Trenggalek Dicoret Dari Daftar PSN, Apa Sebabnya?

"Cuma kalau dulu PSN kan ada ada ketetapan waktu harus selesai kapan ya. Mungkin kalau yang ini mungkin lebih slow tapi tetap segera di selesaikan,"

AUTHOR / Adhar Muttaqin

EDITOR / Resky Novianto

Google News
bagong
Tebing Bendungan Bagong Trenggalek yang Longsor akhir Februari 2025. Foto: KBR/Adhar

KBR, Trenggalek- Proyek pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek, Jawa Timur dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, meskipun tidak lagi menjadi proyek strategis pihaknya berharap pemerintah pusat memiliki komitmen untuk menuntaskan pembangunan bendungan.

Proyek bernilai Rp2,1 triliun telah melalui proses yang panjang dan saat ini telah mencapai 52 persen.

"Gini meskipun bukan masuk PSN tetapi kemudian itu adalah milih pemerintah pusat dan saya yakin pemerintah pusat punya komitmen untuk tidak membiarkan itu mangkrak, kan begitu. Jadi saya yakin pasti akan tetap diselesaikan karena sebenarnya effort-nya sudah 50%, progres sudah 52% jadi tinggal separuh separuh jalan," kata M Nur Arifin, Selasa (18/3/2025).

"Cuma kalau dulu PSN kan ada ada ketetapan waktu harus selesai kapan ya. Mungkin kalau yang ini mungkin lebih slow tapi tetap segera di selesaikan," imbuhnya.

Nur Arifin menambahkan pembangunan Bendungan Bagong memiliki nilai strategis bagi Trenggalek, karena akan menjadi sistem pengendali banjir, irigasi dan menunjang sektor pariwisata.

Proyek Bendungan Bagong mulai dibangun npada 2018. Pada rencana awal pembangunan ditargetkan tuntas pada 2022. Namun, akibat terkendala pembebasan lahan Kementerian PU merevisi target penyelesaian hingga 2026 mendatang.

Baca juga:

- Tebing PSN Bendungan Bagong Trenggalek Longsor

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!