HEADLINE

Menpora Gagal Masuk Gelora Bung Tomo, Fraksi Golkar DPRD Surabaya Mau Interpelasi

"Menpora hanya berpesan, lingkungan di sekitar Gelora Bung Tomo supaya dibersihkan, karena bau sampah yang menyengat."

Menpora Gagal Masuk Gelora Bung Tomo, Fraksi Golkar DPRD Surabaya Mau Interpelasi
Menpora Zainudin Amali didampingi Kadispora Jawa Timur Supratomo menemukan pintu masuk Stadion Gelora Bung Tomo terkunci (3/11/2019). (Foto: Antara/Moch Asim)

KBR, Surabaya - Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya siap menghadang upaya interpelasi yang disuarakan politikus Partai Golkar Agung Prasodjo. Hak interpelasi atau hak DPRD meminta keterangan kepada Pemerintah Kota Surabaya itu, menyusul gagal masuknya Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali ke dalam arena Stadion Gelora Bung Tomo, saat melakukan kunjungan kerja pada Minggu (3/11/2019).

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya Syaifuddin Zuhri seperti dikutip Antara mengatakan, fraksinya akan mendukung penuh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini karena merupakan kader PDI.

Syaifuddin juga menilai tidak ada alasan masuk akal, yang membuat upaya interpelasi Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya bisa dilakukan. Apalagi itu hanya karena Menpora tidak bisa masuk ke Stadion Gelora Bung Tomo, akibat semua akses pintu terkunci.

Ia menyadari Menpora Zainuddin Amali merupakan kader Partai Golkar sehingga wajar Fraksi Golkar menunjukkan pembelaannya dengan rencana interpelasi. Akan tetapi, Syaifuddin mengingatkan, penggunaan hak interpelasi atau hak bertanya anggota dewan juga sebaiknya tidak dilakukan secara sembarangan.

"Saya paham, kok, kalau Menpora dari Partai Golkar. Masa hanya tidak bisa mendapat kunci GBT, lalu menyalahkan Bu Wali Kota, terus mengajukan hak interpelasi," katanya.

Syaifuddin menambahkan interpelasi dapat dilakukan semata-mata kalau Wali Kota Surabaya membuat kesalahan yang mendasar. Akan tetapi, kalau hanya masalah kunci Gelora Bung Tomo, ia yakin hanya masalah miskomunikasi saja.

Sebelumnya, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya Agung Prasodjo mengatakan, pihaknya akan menggunakan hak interpelasi terhadap Pemkot setempat, khususnya kepada Wali Kota Tri Rismaharini, dan Kepala Dispora Surabaya Afghani Wardhana terkait persoalan itu.

"Kami menyesalkan tidak adanya iktikad baik dari Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Surabaya saat Menpora mengunjungi Gelora Bung Tomo," kata Agung seperti dikutip Antara (4/11/2019).

Untuk itu, lanjut dia, Fraksi Golkar Surabaya berencana menggunakan hak interpelasi agar menjadi pelajaran bersama di kalangan pejabat Pemkot Surabaya untuk tidak meremekan kunjungan menteri.

Dispora Kota Surabaya Sebut Miskomunikasi

Sementara itu, Dinas Pemuda dan Olahraga Surabaya Jawa Timur mengaku, ada miskomunikasi, saat agenda kunjungan Menpora Zainudin Amali ke Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (3/11/2019). 

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dispora Surabaya, Edi Santoso mengatakan, saat Menpora berkunjung ke Gelora Bung Tomo, seluruh pintu terkunci karena tidak ada koordinasi sebelumnya dengan rombongan Kemenpora.

Menurut Edi, kalau sedang tidak digunakan, seluruh pintu Gelora Bung Tomo memang sengaja dikunci, sebagai prosedur standar pengamanan. 

Sementara itu, Menpora Zainudin Amali mengaku tidak kecewa, karena gagal masuk ke Gelora BungTomo, Surabaya. Menpora hanya berpesan, lingkungan di sekitar Gelora Bung Tomo supaya dibersihkan, karena bau sampah yang menyengat. 

Menpora Keluhkan Bau Sampah di Gelora Bung Tomo

Menpora Zainuddin Amali meminta agar Pemkot Surabaya menata lingkungan di sekitar stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Stadion yang ditunjuk PSSI sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 itu dinilai masih butuh penataan ulang karena kurang baiknya akses jalan dari dan ke stadion, serta bau sampah yang menyengat dan mencucuk hidung.

"Menuju ke stadionnya harus menjadi pertimbangan juga. Aroma yang sedap (bau sampah), jalan menuju ke sana harus ditambah dan kemudian lingkungannya. Apalagi kalau tim Eropa disuguhkan lingkungan (bau) seperti itu," kata Zainuddin Amali kepada KBR, pada Minggu (3/11/2019).

Dia mengatakan, Kemenpora akan membantu penataan stadion Gelora Bung Tomo seandainya nanti FIFA menyetujui ditunjuknya Gelora itu sebagai salah satu stadion pertandingan Piala Dunia U-20. 

"Niat kita untuk membantu kalau nanti akhirnya FIFA memutuskan pertandingan Piala Dunia U-20," tambahnya.

Menpora mengingatkan semua stakeholder baik di Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya harus bekerja sama untuk mengatasi masalah lingkungan itu. 

Menurut dia, hingga saat ini, belum ada opsi lain untuk memindahkan penyelenggaran Piala Dunia U-20 ke stadion lain di luar Surabaya.

Stadion Gelora Bung Tomo menjadi satu dari 10 stadion yang menjadi calon venue Piala Dunia U-20 pada 2021. Selain Gelora Bung Tomo, sembilan stadion lainnya adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Pakansari (Kabupaten Bogor), dan Stadion Manahan (Solo). Lalu, Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali), Stadion Mandala Krida (Yogyakarta), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Wibawa Mukti (Cikarang Timur), Stadion Patriot Candrabhaga (Bekasi), serta Stadion Si Jalak Harupat (Bandung).

Meski begitu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengusulkan beberapa stadion seperti Kanjuruhan (Kabupaten Malang) dan Gelora Delta (Sidoarjo) sebagai alternatif tempat Piala Dunia U-20. Langkah itu dilakukan karena Pemprov Jatim menilai Gelora Bung Tomo (Surabaya) kurang layak, karena dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sehingga menimbulkan bau menyengat tak sedap di dalam stadion. 

Editor: Fadli Gaper

  • Gelora Bung Tomo
  • Hak Interpelasi
  • Menpora
  • Zainuddin Amali

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!