BERITA

Meski Kram, Peserta Aksi Jalan Kaki Bandung-Istana Lanjutkan Longmarch

Meski Kram, Peserta Aksi Jalan Kaki Bandung-Istana Lanjutkan Longmarch

KBR, Bandung- Puluhan awak mobil tangki Pertamina yang melakukan aksi jalan kaki (longmarch) dari Bandung, Jawa Barat menuju Istana Merdeka Jakarta mulai terserang kram. Aktivis Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), Asep Maulana Idris mengatakan, mereka sudah mendapat perawatan dari petugas medis.

Kendati demikian, kata Asep, peserta aksi tetap bersikukuh melanjutkan aksi jalan kaki ke Istana dan menargetkan sampai di sana pada 21 Oktober 2017.

"Ya untuk hari ke tiga ini banyak dari kawan-kawan kami yang kram-kram gitu kan kendalanya di kaki pada pegel gitu, kesemutan, makanya dikasih tindakan oleh tim medis kami yang sudah persiapan dengan sigap disuruh istirahat dulu," kata Asep Maulana Idris kepada KBR, Minggu (15/17).

Asep Maulana menambahkan peserta aksi jalan kaki buruh mobil tangki yang saat ini berada di Cikarang, Jawa Barat terus mendapat dukungan dari mahasiswa dan Koalisi Aksi Buruh Indonesia (KASBI). Selain itu, masyarakat setempat juga memberikan bantuan makanan dan minuman ke peserta aksi.

"Alhamdulillah mereka mendukung aksi kita selama perjalanan," imbuhnya. 

Asep Maulana menjelaskan puluhan buruh tersebut nekat melakukan aksi jalan kaki 159 kilometer itu karena ingin menolak pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1000 lebih pekerja outsourcing. Bulan puasa lalu,300-an awak mobil tangki Pertamina juga di-PHK dengan alasan tidak lulus seleksi setelah bertahun-tahun bekerja. 

Peserta aksi jalan kaki Bandung-Istana ini menempuh rute Bandung, Cimahi, Padalarang, Purwakarta, Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Istana Merdeka Jakarta. 

Editor: Sasmito

  • AMT Pertamina
  • aksi jalan kaki
  • Pertamina

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!