NUSANTARA

Nara Kreatif: Ikhtiar Memenuhi Hak Pendidikan Kepada Anak Kurang Beruntung Lewat Sampah

"Visi misi kami untuk meningkatkan kesejahteraan anak jalanan dan masyarakat pra sejahtera melalui olahan sampah kertas dan pendidikan non formal"

Nara Kreatif:  Ikhtiar  Memenuhi Hak Pendidikan Kepada Anak Kurang Beruntung Lewat Sampah
Foto: @nararecycle

KBR, Jakarta - Masih banyak pekerjaan rumah terkait persoalan sosial di Indonesia. Di antaranya masalah anak yang lebih banyak berada di jalanan, anak putus sekolah dan rentan menjadi korban berbagai tindak kejahatan.
Meski angkanya diklaim terus menurun, data dari Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Kementrian Sosial menyebut, hingga Agustus 2017 jumlah anak jalanan sebanyak kurang lebih 16 ribu anak.

Salah satu yang menaruh perhatian atas masalah tersebut adalah Nara Kreatif, sebuah kelompok yang bergerak di kewirausahaan sosial di kawasan Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Melalui sarana dan prasarana pendidikan yang disediakan dari hasil pengelohan dan penjualan sampah, Nara Kreatif berusaha berkontribusi dalam mengentaskan masalah sosial ini.

"Secara kelembagaan, Nara Kreatif itu bentuknya foundation yang bergerak di kewirausahaan sosial," tutur Nezatullah Ramdhan, pendiri dari Nera Kreatif dalam program Ruang Publik KBR, Senin, (17/9/2018).

Nara Kreatif didirikan Juni 2012 dan berfokus dalam menyelesaikan masalah anak jalanan dan putus sekolah melalui nilai lingkungan. Mereka meyakini bahwa nilai sosial dan nilai lingkungan harus dijalankan secara bersama-sama. 

"Visi misi kami memang untuk meningkatkan kesejahteraan anak jalanan dan masyarakat pra sejahtera melalui olahan sampah kertas dan pendidikan non formal," jelas Nezatullah kepada KBR.

Untuk menjalankan bentuk kewirausahaan sosial dan kegiatan pendidikan, Nara Kreatif memiliki konsep anak asuh dan warga belajar. Anak asuh adalah anak yang usianya memasuki angka produktif dan bertugas di bidang pengolahan sampah. Sedangkan warga belajar adalah mereka yang berada dalam usia nonproduktif dan fokus mereka hanya sekolah di program kejar paket gratis yang terdapat dalam program Nara Kreatif. 

Untuk mewujudkan visi misi mereka dalam mengentaskan masalah sosial seputar pendidikan yang belum merata, Nezatullah mengatakan, Nara Kreatif melebarkan jangkauan yang di tahun 2013 masih berfokus pada anak jalanan. Kini Nara Kreatif  juga membuka pintu lebar-lebar kepada masyarakat pra sejahtera lainnya.

"Tahun 2012 sampai 2013 kita memang cuman di anak jalanan aja. Tapi sekarang bukan hanya mereka saja. Ada anak yatim, autis, anak-anak yang dititipkan orang tuanya ke kita karena merasa sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Jadi, saat ini anak asuh di kita ada 30 anak,” jelas Nezatullah. 

Tahun ini Nara Kreatif memiliki target 730 warga belajar. Saat ini mereka telah memiliki 400 anak warga belajar. Optimisme tersebut didasari keberhasilan mereka dalam menjalin kerjasama dengan Kecamatan Kramat Jati.

Kerjasama tersebut, kata Nezza, berbentuk kegiatan belajar informal yang dilakukan pada tujuh kelurahan setiap Sabtu atau Minggu. Dalam kegiatan belajar informal itu, Nara Kreatif membantu dalam bidang kurikulum. Sedangkan, tenaga pengajarnya adalah partisipan di daerah tersebut atau mahasiswa-mahasiswa yang bersedia menjadi relawan.

Bukan hanya memperbanyak jumlah masyarakat pra sejahtera yang mereka bantu, Nara Kreatif juga memperluas cakupan daerah dalam kegiatan pendidikan mereka. 

"Bulan Oktober tahun ini, kita akan melakukan support pendidikan di daerah Dusun Situhiang, Bogor. Kita mau melakukan standarisasi guru, karena guru di sana masih terisolasi. Jadi dari sisi pengembangan mutunya belum baik," terang Nezatullah.

"Selain itu, kita juga mau adakan Kejar Paket C di sana. Karena di Dusun Situhiang banyak anak muda yang putus sekolah dan langsung menikah. Pendidikan bagi mereka menjadi hal yang asing karena setelah mereka nikah, mereka hanya fokus ke rumah tangga aja," tambahnya. 

Di tahun ke-6 berdirinya Nara Kreatif ini, Nezatullah masih memiliki beberapa impian. Salah satunya meningkatkan fasilitas yang bisa diberikan kepada anak-anak. Mereka berharap pada 2020 nanti sudah memiliki tempat sendiri. Saat ini Nara Kreatif masih menyewa tempat di daerah Taman Mini, Jakarta Timur.

Pada 2019, Nara Kreatif juga berniat memberikan program soft skill kepada kepada para anak-anak yang sekolah di Nara Kreatif.

"Kami sadar bahwa program pendidikan yang kami berikan juga harus diimbangi dengan program soft skill yang bisa digunakan para anak-anak kami dalam berkompetisi setelah mereka selesai dari Nara Kreatif," kata Nezatullah.

Editor: Agus Luqman

 
  • Nara Kreatif
  • Pendidikan
  • anak jalanan
  • putus sekolah
  • daur ulang sampah
  • pendidikan nonformal
  • kewirausahaan
  • sekolah gratis
  • anak yatim
  • autis

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!