BERITA

Unej Latih Warga Desa Buat Plastik Ramah Lingkungan dari Tongkol Jagung

Unej Latih Warga Desa Buat Plastik Ramah Lingkungan dari Tongkol Jagung

KBR, Jember – Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Universitas Jember (LP2M Unej) mengadakan pelatihan di Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember.

Pelatihan tersebut bertajuk pengembangan ekonomi lokal partisipatif berbasis produk turunan plastik biodegradable dari tongkol jagung.

LP2M Unej mengajak masyarakat khususnya kaum perempuan usia produktif di Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono untuk mengikuti pelatihan selama dua hari (7-8 Agustus 2019).

Materi yang dipaparkan mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan mengenalkan bioteknologi. Salah satu produk bioteknologi yang digagas tim LP2M Unej adalah plastik ramah lingkungan.

Produk tersebut dikatakan ramah lingkungan karena terbuat dari bahan nonsintetis atau alami, yaitu tongkol jagung.

Pembuatan plastik dari bahan alami diyakini bisa mengurangi pencemaran terhadap tanah dan air. Plastik dari tongkol jagung ini mudah terurai, sehingga disebut biodegradable.

Tim program pengembangan plastik bidegradable terdiri dari empat dosen dan tiga mahasiswa dari Fakultas Teknik Unej. Tim ini diketuai oleh Ari Susanti ST MT dari Jurusan Teknik Kimia Unej.

“Target kami adalah ibu-ibu rumah tangga yang usia produktif, tapi aktivitas biasanya di rumah. Peluangnya cukup besar karena sekarang lagi bersaing antara plastik konvensional yang sudah mulai ditinggalkan, kemudian kami para akademisi mencoba membuat penelitian bagaimana menggantikan plastik konvensional itu dengan plastik ramah lingkungan. Misalnya kita bisa menjadikan ini suatu industri, selain bisa meningkatkan ekonomi warga, juga nanti ada produk plastik yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya untuk masyarakat,” jelas Ari kepada KBR, pada Kamis (8/8/2019).

LP2M Unej memilih Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono sebagai penggagas program ini karena desa ini melimpah dengan produksi jagung.

Biasanya warga hanya memanfaatkan tongkol jagung sebagai tambahan atau campuran pakan ternak, selebihnya hanya dibakar atau dibuang saja. Padahal desa ini memiliki sekitar 2.524 hektar sawah yang rata-rata ditanami jagung, tembakau, dan palawija.

Ari dan timnya melihat potensi jangka panjang di Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono.

Bekerja sama dengan Penanggung Jawab Kepala Desa dan perangkat setempat, LP2M Unej berencana membangun industri plastik biodegradable dari tongkol jagung.

Pembuatan plastik

Dalam pembuatan plastik dari jagung, tongkol jagung lebih dulu dihaluskan dan dicampur dengan air murni (aquadestilata atau air murni hasil destilasi) dengan komposisi 10 gram tongkol halus dan 150 ml aquades. Campuran lalu dipanaskan pada suhu 85 derajat Celcius hingga campuran merata. 

Larutan tongkol jagung kemudian ditambah senyawa gliserol dan gelatin serta pewarna makanan. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 95 derajat Celcius.

Setelah bahan-bahan itu tercampur sempurna, maka bahan plastik jagung siap dicetak sesuai kebutuhan seperti sendok, gelas hingga tempat makanan. Plastik jagung yang sudah dicetak selanjutnya didiamkan hingga empat hari sebelum digunakan.

Bangun Industri Plastik Biodegradable

Warga Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono antusias mengikuti pelatihan pengolahan plastik biodegradable dari tongkol jagung.

Peserta pelatihan didominasi oleh perempuan-perempuan usia produktif. Mereka berharap program dari LP2M Unej itu menjadi peluang kerja baru.

Muniroh dan Maisarah sehari-hari merupakan ibu rumah tangga. Mereka menghabiskan waktu di rumah. Sesekali bekerja menjadi buruh tani bila ada panen besar di dekat rumah. Hasil panen besar tersebut adalah jagung.

Warga biasa membakar atau membuang tongkol jagung pasca panen. Melalui pelatihan tersebut, keduanya kini paham tentang manfaat dari tongkol jagung.

“Berguna banget. Soalnya ini kan buat kerjaan orang-orang desa gitu. Enak ada kerjaan samping kalau kayak gini. Kalau ada plastik gini kan enak, enggak usah dibakar. Tinggal ditaruh di pojokan pekarangan sudah terurai lagi. Enaknya lagi, lokasi rumah dekat dengan pabrik. Kalau di rumah kan tongkol jagung itu dibakar, dibuang. Sekarang ada manfaatnya,” ujar Muniroh dan Maisarah bersahut-sahutan, pada Kamis (8/8/2019).

Muniroh dan Maisarah memiliki harapan agar setelah pelatihan ini, mereka mendapat mata pencaharian baru. Mereka ingin mengolah tongkol jagung menjadi plastik biodegradable sebagai pekerjaan sampingan.

Dalam pembukaan acara pelatihan hari kedua, Moh Husen Pranoto SP selaku Kepala Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono berjanji akan mendukung program ini secara berkelanjutan. Dukungan tersebut berupa penyediaan lahan seluas tujuh kali dua belas meter di Dusun Tegal Kesambi. 

Husen ingin tanah itu digunakan untuk mendirikan bangunan yang menaungi usaha atau industri plastik biodegradable dari tongkol jagung. Ia juga berjanji akan memberikan modal penyertaan.

Modal penyertaan merupakan salah satu alokasi dana desa yang digunakan untuk mengembangkan potensi-potensi usaha yang ada di desa-desa.

“Tongkol jagung ini bisa dibuat biji plastik. Selanjutnya dimodifikasi menjadi plastik yang bisa digunakan untuk kebutuhan ibu-ibu rumah tangga di Dawuhan Mangli dan sekitarnya. Insyaallah itu dampak yang pertama. Kedua, petani menjadi lebih bergairah menanam jagung. Kalau memang prospek, insyaallah desa akan mengalokasikan modal penyertaan, berapapun yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha ini. Karena di Tegal Kesambi di salah satu dusun di Dawuhan Mangli, memang disiapkan tanah untuk tempat daripada usaha ini,” terang Husen.

Husen berharap adanya pelatihan ini, membawa dampak baik bagi ibu rumah tangga dan petani di desanya.

Editor: Fadli Gaper


  • Tongkol Jagung
  • Plastik Ramah Lingkungan
  • biodegradable

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!