BERITA

Lestarikan Bahasa Daerah, Pelajar di Banyumas Lomba Pidato Bahasa Ngapak

Lestarikan Bahasa Daerah, Pelajar di Banyumas Lomba Pidato Bahasa Ngapak

KBR, Banyumas- Guna melestarikan bahasa daerah, Panitia peringatan hari ulang tahun ke-73 Republik Indonesia di Desa Cingebul, Kebupaten Banyumas, Jawa tengah, menggelar lomba pidato berbahasa Ngapak atau Panginyongan untuk para siswa di daerah itu, Kamis (16/8/2018).

Kepala Desa Cingebul, Khusnadin mengatakan, lomba berbahasa Ngapak atau Panginyongan ini adalah upaya untuk melestarikan bahasa "Banyumasan" yang kian ditinggalkan. Menurut dia, banyak anak muda yang merantau ke kota lantas melupakan bahasa daerah.

Sementara, Budayawan Banyumas, Akhmad Tohari mengatakan penutur bahasa "Banyumasan" semakin berkurang. Padahal, jumlah penutur di Banyumas Raya dan sejumlah daerah lainnya lebih dari 10 juta orang. Namun, bahasa daerah tersebut tergerus oleh bahasa Indonesia yang dianggap lebih modern.

Bahkan, kata Tohari, bahasa "Banyumasan" sudah jarang digunakan dalam lingkup keluarga, sebagai bahasa ibu atau bahasa lokal sehari-hari. Ia pun mengajak agar bahasa "Banyumasan" ini terus dilestarikan.

Lestarikan Bahasa Sekaligus Kampanye Lingkungan

Terkait lomba pidato menggunakan bahasa "Banyumasan", para peserta tidak hanya berupaya melestarikan bahasa daerah. Para siswa juga menyebarkan semangat kebhinekaan atau persatuan. Ada juga peserta yang mengangkat tema keresahan lingkungan di dusunnya. 

Salah satu peserta, Zaki Prasetiyo, contohnya. Ia mengangkat tema lingkungan yang menjadi keresahan di dusunnya. Zaki menyoroti tercemarnya sungai oleh limbah rumah tangga. Pada kesempatan itu juga dia memprotes masih adanya orang yang mencari ikan dengan cara meracun dan setrum listrik.

Dalam pidatonya, Zaki juga mengajak warga desa untuk mulai gemar menanam. Menurutnya, semua orang harus melestarikan alam.

"Ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melestarikan alam dan lingkungan. Pertama, jaga lingkungan sekitar kita. Kedua, mulai mencintai alam dengan perbuatan kecil maupun besar. Misalnya, menanam di sekitar sekolah atau tempat lainnya," jelas Zaki dalam pidatonya.

"Ingatkan orang atau keluarga yang masih gemar bertindak merusak alam agar tidak lagi melakukan hal yang sama. Biar alamnya indah, untuk kemakmuran bangsa Indonesia," lanjutnya.

Menanggapi pidato Zaki, Kepala Desa Cingebul, Khusnadin mengatakan telah membuat peraturan desa terkait pelestarian alam. Salah satunya melarang penangkapan ikan dengan setrum dan racun. Selain itu, perburuan satwa menggunakan senapan pun telah dilarang.

Editor: Adia Puja Pradana

 

  • bahasa
  • budaya
  • banyumas
  • HUT Kemerdekaan RI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!