BERITA

Kabut Asap Karhutla Ganggu Jarak Pandang Jalan Nasional Banda Aceh-Medan

""Jarak pandang semakin parah pada sore hari. Di daerah-daerah tertentu, radius jarak pandangnya sekitar 30-50 meter.""

Erwin Jalaludin, Dian Kurniati

Kabut Asap Karhutla  Ganggu Jarak Pandang Jalan Nasional Banda Aceh-Medan
Ilustrasi: Antara

KBR, Aceh- Asap yang dihasilkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Aceh Besar, menyebabkan jarak pandang di lintasan Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, terganggu, Rabu (15/08). Kondisi terburuk berada di kawasan Jembatan Seunapet dan Palapa, dengan jarak pandang rata-rata sekitar radius 50 meter.

Juru Bicara Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar, Muhammad Iqbal belum bisa memprediksi hingga kapan kabut asap menyelimuti daerah itu.

"Jarak pandang semakin parah pada sore hari. Di daerah-daerah tertentu, radius jarak pandangnya sekitar 30-50 meter," kata Iqbal.

Baca Juga:

 Karhutla di Aceh Besar Merembet ke Jalan Nasional  

 Karhutla Meluas, BMKG Deteksi 10 Titik Panas di Aceh 

Lebih lanjut, Iqbal menilai, kabut asap belum akan hilang jika titik panas terus meluas di kawasan Hutan Lindung Saree, Gunung Seulawah. 

Sebelumnya, seluas 105 hektare areal tanaman pinus dikawasan Hutan Lindung Saree, terbakar, sejak Rabu, (08/08) lalu. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Sultan Iskandar Muda mencatat total ada 10 titik panas di Provinsi Aceh. Karhutla ini diduga akibat kelalaian masyarakat yang membakar sampah sembarangan.

Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengklaim telah bekerja keras untuk menekan munculnya titik api di beberapa wilayah di Indonesia. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman mengatakan, pemerintah sudah mengerahkan berbagai teknologi untuk mengatasi Karhutla, yang sepanjang tahun ini telah terpantau 1.707 titik panas.

"Kalau kita tahu itu dari konsesi, kan sekarang pemetaan kami cukup canggih juga, kita tahu apakah dari perusahaan, dari rakyat, atau dari kelompok-kelompok tani. Kita melakukan patroli dengan peta yang kami lengkapi dari Jakarta. Jadi begitu ada hotspot (titik api), kita plotkan. Begitu misalnya masuk di perusahaan, tim gakkum akan kita kirimkan juga," kata Ruandha kepada KBR, Selasa, (14/08).

Editor: Adia Pradana 

  • kebakaran hutan dan lahan
  • aceh
  • KLHK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!