BERITA

Ingin 'Eksis', Komunitas Difabel Cirebon Buka Kios Bensin

Ingin 'Eksis', Komunitas Difabel Cirebon Buka Kios Bensin

KBR,Cirebon - Pemerintah Kota Cirebon membuka lapangan usaha baru bagi penyandang disabilitas.

Mereka mendapat pelatihan, modal, usaha, hingga pemasaran dan pengelolaan hasil usaha diserahkan sepenuhnya kepada mereka.


Salah satu unit usaha yang dijalankan komunitas difabel adalah kios atau pom bensin mini yang diberi nama 'Kula Eksis' (Kelompok Warga Peduli Ekonomi Disabilitas).


Pom Bensin Kula Eksis didirikan untuk memberikan peluang usaha dan kemandirian bagi komunitas ini.


Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPA) Kota Cirebon juga memberikan pelatihan di bidang lainnya seperti menjahit, wirausaha jualan kerupuk, membuat kue, kerajinan bambu, dan lain-lain.


Kepala DSPPA Iing Daiman mengatakan, penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam bidang ekonomi, sehingga pemerintah daerah memberikan modal untuk membuka unit usaha.


"Mereka warga Kota Cirebon yang berhak memiliki pekerjaan untuk kehidupan ekonomi dan kesejahteraan," katanya, Senin (29/07/2019).


Jika Pom Bensin Kula Eksis ini berjalan sesuai harapan dan dampaknya terlihat secara langsung, maka pemerintah daerah akan membuka unit usaha lain sesuai keahlian yang dimiliki atau pelatihan yang diberikan.


"Semoga berjalan dengan baik. Kita lihat perkembangannya, kita akan gandeng pihak lainnya untuk membuka jenis usaha yang sesuai dengan keahlian kawan-kawan disabilitas," ujarnya.


Ketua Komunitas Disabilitas Kota Cirebon Jojo mengatakan pom bensin akan dikelola bersama secara profesional dengan sistem kerja yang jelas.


"Kerjanya shift. Hasilnya bukan untuk sendiri tapi untuk teman-teman juga, karena sistemnya kerja sama," katanya.


Ia berharap pemerintah daerah dapat membuka jenis usaha lainnya sesuai materi pelatihan yang diterimanya selama ini seperti: membuat kue, kerajinan bambu, membuat sangkar burung, dan lain-lain.


"Inginnya bukan pom bensin ini saja. Karena kami punya daya saing," kata Jojo.


Ia beralasan tidak ingin materi pelatihan yang telah diberikan terbuang sia-sia.


"Selama ini kan hanya pelatihan-pelatihan saja. Sedangkan kami punya 20 anggota yang memiliki keahlian atau keterampilan yang berbeda-beda," katanya.


Editor: Agus Luqman 

  • difabel
  • disabilitas
  • Kota Cirebon
  • Jawa Barat
  • ekonomi kreatif
  • ekonomi mikro
  • wiraswasta
  • wirausaha

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!