BERITA

Sinabung Muntahkan Abu Vulkanik, Warga Terancam Infeksi Pernapasan

"Erupsi sudah berhenti. Namun, abu vulkanik sisa erupsi masih beterbangan dan menempel di wilayah pemukiman sekitar gunung."

Adi Ahdiat

Sinabung Muntahkan Abu Vulkanik, Warga Terancam Infeksi Pernapasan
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik, Kab. Karo, Sumatera Utara, Selasa (7/5/2019). (Foto: Sastrawan Ginting/im/aww)

KBR, Karo - Setelah kira-kira setahun berstatus normal, Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi pada Minggu sore (9/6/2019).

Pada Senin (10/9/6/2019) erupsi sudah berhenti. Namun, abu vulkanik sisa erupsi masih beterbangan dan menempel di wilayah pemukiman sekitar gunung.

"Debu vulkanik erupsi gunung Sinabung yang banyak menempel di sebagian badan jalan Kota Kabanjahe disemprot dengan menggunakan mobil pembersih," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Natanail Perangin-angin, seperti dikutip dari Antara, Senin (10/6/2019).

Natanail menyebut, selain bisa mengganggu pengendara mobil dan motor di jalan raya, debu-debu erupsi Sinabung juga bisa mengancam kesehatan warga.

Natanail menyebut, Pemkab Karo sudah membagi-bagikan masker kepada masyararakat agar terlindung dari pengaruh debu erupsi Sinabung.

"Sebab debu erupsi Sinabung dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi warga setempat, dan hal itu harus dihindari," tambahnya.

Saat ini Gunung Sinabung berada pada Status Level III (Siaga) dengan penetapan zona berbahaya dalam radius radial 3 kilometer dari puncak gunung, radius sektoral 5 kilometer di sektor Selatan - Timur, dan 4 kilometer untuk sektor Timur - Utara.

Masyarakat sekitar Sinabung diimbau untuk memakai masker saat keluar rumah, mengamankan tempat penyimpanan air bersih, serta membersihkan atap rumah dari tumpukan abu vulkanik yang bisa membuat atap roboh.

Masyarakat yang berada di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga diimbau agar waspada bahaya lahar.


Warga Sekitar Sinabung Kembali Terancam ISPA

Sejak Sinabung erupsi pada tahun 2010, 2013, dan 2014, warga yang bermukim di Kabupaten Karo, mengalami peningkatan risiko kesehatan.

Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan mencatat penyakit yang paling banyak diderita warga sekitar Sinabung adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dengan peningkatan kasus sebesar 53 persen.

Di samping ISPA ada juga peningkatan kasus gastritis (radang lambung), diare, hipertensi, dan konjungtivitis (peradangan selaput mata).

Setelah Sinabung erupsi tahun 2018, Liputan6.com bahkan mencatat bahwa penderita ISPA di area sekitar Sinabung meningkat 100 persen.

Data tersebut diperoleh dari catatan jumlah pasien yang berobat di Puskesmas Kec. Tiganderket, Kab. Karo, yang letaknya dekat dengan Sinabung.

Tak heran, setelah erupsi Sinabung pekan lalu (9/6/2019) kecemasan warga sekitar Sinabung akan penyakit ISPA kembali mencuat.

Seperti disampaikan Ricardo Ginting, seorang siswa SD di Kec. Naman Teran, Kab. Karo, yang berlokasi di kaki Gunung Sinabung.

“Takut kali, masker pun tak ada, kalau ada mobil lewat-lewat kan ada debu, Bang. Kalau masukan nanti bisa kita kena sakit paru, Bang. Belum ada dibagi, Bang,” tutur Ricardo kepada Antara (10/6/2019).

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • sinabung
  • erupsi
  • karo
  • sumatera utara
  • ISPA

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!