BERITA

Perusahaan Migas Jepang Garap Blok Masela, Indonesia Dapat 50 Persen

"Pengembangan Blok Masela dijalankan dengan skema bagi hasil. "

Perusahaan Migas Jepang Garap Blok Masela, Indonesia Dapat 50 Persen
Ilustrasi: Lapangan hulu migas Abadi, Blok Masela, terletak tepat di perbatasan antara perairan Indonesia dengan Australia.

KBR, Jakarta- Inpex Corporation, perusahaan migas asal Jepang, resmi menjadi operator pengembangan lapangan hulu migas Abadi di Blok Masela, Kep. Tanimbar, Maluku. Penandatanganan Head of Agreement (HoA)-nya dilakukan Kepala Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, dan Presiden Direktur Inpex  Indonesia Shunichiro Sugaya di Jepang, Sabtu (15/6/2019).

Penandatanganan disaksikan perwakilan pemerintah Indonesia dan Jepang, yakni Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Hiroshige Seko.

“Setelah sekian lama dilakukan pembahasan, penandatanganan HoA ini menjadi titik penting bagi investasi hulu migas di Indonesia, dengan nilai sekitar US$18-20 milyar, yang terbesar untuk investasi satu kegiatan di Indonesia, dan merupakan investasi Jepang terbesar sejak 5 dekade terakhir," ungkap Menteri Jonan dalam rilisan resminya, Minggu (16/6/2019).

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, juga menyatakan harapan agar investasi setara Rp250 – Rp280 triliun ini bisa mengembangkan industri-industri terkait.

"Dengan pengembangan lapangan Masela, diharapkan akan segera masuk investasi luar negeri yang besar, dan dapat memberikan pengaruh positif bagi Foreign Direct Investment di Indonesia, terciptanya multiplier effect bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri, dalam rangka mendukung perekonomian nasional, dan ke depannya diharapkan iklim investasi di Indonesia akan semakin baik dan semakin kompetitif," ujarnya.

Sebelumnya,  SKK Migas menyebut bahwa pengembangan Blok Masela dijalankan dengan skema bagi hasil. Pemerintah Indonesia akan mendapat bagian sekurang-kurangnya 50 persen.


Baca Juga:

Blok Masela dibangun di Darat, Inpex Tunggu Panggilan ESDM dan SKK

Migas Koalisi Masela: Blok Masela Bisa Timbulkan Gejolak Sosial

Ini Strategi Pemerintah Siapkan Tenaga Lokal di Blok Masela  


Rencana Penggarapan Blok Masela

Dalam keterangan resminya, Inpex Corporation menjelaskan akan menggarap area laut seluas 2.503 kilometer persegi di Blok Masela, dengan kedalaman mulai dari 400 – 800 meter.

Dari situ, INPEX menargetkan produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) sekitar 10,5 juta ton per tahun.

Kontrak penggarapan Blok Masela periode pertama berlaku hingga  2028, dan perpanjangannya berlaku sampai  2055. Setelah itu, Inpex  bisa membuat kontrak perpanjangan baru mulai dari 7 hingga 20 tahun.

Penggarapan akan dilakukan Inpex  bersama dengan Shell, perusahaan minyak yang berkantor pusat di Belanda, dengan proporsi pemilikan saham Inpex  65 persen dan Shell 35 persen.

Penggarapan Blok Masela juga akan dilakukan dengan sistem berbasis darat (onshore). Hal ini diputuskan pemerintah Indonesia setelah melewati perdebatan panjang yang terkatung-katung hingga belasan tahun.

Sebelumnya, Inpex  telah melakukan eksplorasi di Blok Masela sejak tahun 1998. Cadangan gas pertama di sana lantas ditemukan Inpex  tahun 2000.

Sejak saat itu, Inpex  menunggu hasil keputusan pemerintah Indonesia soal apakah Blok Masela akan digarap dengan sistem offshore atau onshore.

Keputusan menerapkan sistem onshore akhirnya baru diambil oleh Presiden Jokowi pada tahun 2016.


Editor: Citra Dyah Prastuti

  • Blok Masela
  • Maluku
  • INPEX
  • SHELL
  • migas
  • industri migas
  • Jepang
  • investasi
  • Investor
  • Kementerian ESDM
  • LNG
  • gas alam cair
  • gas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!