BERITA

Puluhan Gajah Serang Kebun Pinang dan Kakao di Aceh Utara

"”Gajah liar itu diusir dengan cara digiring menggunakan gajah jinak. ""

Puluhan Gajah Serang Kebun Pinang dan Kakao di Aceh Utara
Tim CRU Batu Ular, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, sedang menerobos hutan belantara untuk mengusir kawanan gajah liar yang berkeliaran di Dusun Alue Buloh setempat. (Foto: KBR/Erwin Jalaluddin)

KBR, Lhokseumawe– Perkebunan pinang dan kakao seluas 10 Hektare  di Dusun Alue Buloh, Desa Cot Girek, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara,   rusak diobrak-abrik kawanan gajah liar. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Camat Cot Girek, Usman mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Conservation Response Unit (CRU) terkait konflik satwa liar tersebut. Kata Dia, tim CRU dengan bantuan gajah jinak sekarang sedang melakukan pengusiran terhadap gajah liar itu  untuk kembali ke habitatnya di dalam hutan.


”Gajah itu ada sekitar 20 ekor, warga sangat panik. Itu kawasan perkebunan dan jalannya sangat susah dilalui karena begitu becek dan berlumpur, ” kata Usman kepada KBR, Kamis (8/6).
 

Berdasarkan pantaun di lokasi tercatat sekitar 20 ekor kawanan gajah liar memasuki perkampungan penduduk di wilayah pedalaman Cot Girek setempat. Peristiwa tersebut menyebabkan masyarakat setempat   menjadi panik dan resah.


”Gajah liar itu diusir dengan cara digiring menggunakan gajah jinak. Kalau memang tidak  bisa baru pakai bahan peledak, jenis meriam bambu atau petasan. Mudah-mudahan bisa terlaksana dengan aman di lokasi,” tutur Usman.


Dusun Alue Buloh itu berjarak sekitar 15 Kilometer dari Ibukota Kecamatan Cot Girek. Selain dikelilingi perbukitan daerah ini juga dinyatakan masih terisolir dikarenakan jalur daratnya yang terjal dan berbahaya hanya dapat dilalui berjalan kaki.

Editor: Rony Sitanggang

  • Camat Cot Girek
  • Usman
  • Gajah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!