BERITA

Bentrok Warga-Polisi, Bupati Bengkulu Tengah: Tambang Dihentikan Sementara

Bentrok Warga-Polisi, Bupati Bengkulu Tengah: Tambang Dihentikan Sementara

KBR, Jakarta - Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli menyatakan operasional tambang PT Cipta Buana Seraya (CBS) akan dihentikan sementara sampai situasi kondusif bagi perusahaan dan masyarakat. Keputusan ini diambil pasca konflik warga Kecamatan Merigi Kelindang Bengkulu Tengah yang menolak adanya tambang batu bara PT CBS di sana yang berujung pada penembakan 9 warga oleh aparat.

Meski begitu, Ferry belum dapat memutuskan sampai kapan penghentian tambang dilakukan. 

"Tentunya saya selaku wakil masyarakat, bupati menginginkan agar tidak terjadi kembali. Tadi saya bersama Kapolda, Gubernur, Dandim turun lapangan melihat lokasi, sehingga tambang terpaksa kita hentikan sejenak sementara, itu juga perintah Gubernur. Kita minta kondusif antara masyarakat dan pihak perusahaan," ujar Ferry kepada KBR (12/6/2016).

Menurut Ferry pihaknya akan melakukan musyawarah terlebih dulu yang melibatkan pemilik tambang untuk mendapat solusi yang terbaik dari situasi itu. Ferry juga mengatakan akan fokus pada kesembuhan warga yang menjadi korban penembakan.

"Secepatnya, besok kan Senen hari kerja, saya minta surat dari Gubernur bahwa tambang tersebut sementara kita minta kalau bisa kita stop operasionalnya sementara sehingga apa yang diinginkan masyarakat seperti apa ya kita harus tahu betul, sehingga kita ketemu solusi kita cari jalan keluarnya," kata dia.

Ia pun menyebut telah mengerahkan beberapa pihak untuk berjaga agar bentrokan tak berulang kembali.

"Camat, Kepolisian berjaga termasuk TNI mulai dari tingkat desa saya minta dicegah supaya tidak terjadi seperti kemarin lagi," pungkasnya.

Kemarin, sekitar 500 warga dari 7 Desa dari 2 kecamatan Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu melakukan aksi untuk menolak sistem tambang bawah tanah perusahaan batu bara  milik PT Citra Buana Seraya. Ketika di depan pintu gerbang, warga mendengar letusan tembakan. Warga kemudian panik dan melakukan perlawanan yang berujung bentrok dengan kepolisian. 

“Warga yang kena tembak itu ada empat orang semuanya warga Komering kini di rumah sakit M Yunus Bengkulu, polisi satu orang yang kena bacok di larikan ke Rumah Sakit Bayangkara," kata Doni warga Bengkulu Tengah, Sabtu (11/06/2016).

Sejumlah warga tertembak saat melakukan demo tolak tambang di lokasi PT CBS sekira pukul 10.00 WIB, akhir pekan lalu. Menurut Fery, sejauh ini diketahui 9 warga tertembak peluru karet aparat.

Mereka adalah Marta (kondisi masih kritis di rumah sakit karena luka tembak menembus perut), Indra Jaya (luka paha kiri), Dahir (luka punggung belakang), Put (cidera sendi paha kanan), Jaya (luka kaki kanan), Saiful (luka dada kiri), Yudi (luka serius), Alimuan (luka serius), Badrin (luka serius) serta 1 orang mengalami luka memar akibat dipukul bernama Ade. ORNOP Bengkulu, kata Fery berencana akan memberi pendampingan hukum untuk masyarakat dalam melanjutkan aksi penolakan tambang tersebut. 

Aksi penolakan terhadap rencana sistem tambang bawah tanah dari PT CBS sudah 3 kali dilakukan warga Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Merigi Kelindang. Mereka khawatir sistem tersbut akan merusak lingkungan dan berdampak buruk terhadap masyarakat di sekitar tambang.

Editor: Sasmito 

  • bentrok warga-polisi
  • Bengkulu
  • PT CBS
  • perusahaan tambang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!