BERITA

Setelah Lima Tahun Selamat dari Perburuan, Yeti Mati karena Sakit

"Balai TNWK sempat mendatangkan dokter gajah dari Taman Safari Bogor selama sepekan. Namun kondisi Yeti tidak tertolong."

Setelah Lima Tahun Selamat dari Perburuan, Yeti Mati karena Sakit
Ilustrasi. Gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. (Foto: lampungprov.go.id)

KBR, Lampung - Rumah Sakit Mardi Waluyo, Kota Metro, Lampung mengotopsi sejumlah organ tubuh gajah jinak berusia enam tahun, Jumat (14/3/2019).

Organ tubuh yang diperiksa antara lain hati, jantung dan darah.


Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Subakir mengatakan gajah jinak bernama Yeti tersebut tewas pada Jumat (14/3) dini hari di wilayah seksi 1 Margahayu.


Belum bisa dipastikan penyakit yang menyerang gajah tersebut. Namun Subakir khawatir penyakit yang menyerang Yeti merupakan penyakit menular. Pada 2010 lalu, penyakit menular menyerang belasan gajah hingga menyebabkan 21 ekor gajah mati.


Sebelum mati, Yeti dikarantina jauh dari gajah-gajah lain yang ada di PKG.


Balai TNWK sempat mendatangkan dokter gajah dari Taman Safari Bogor selama sepekan. Namun kondisi binatang dilindungi tersebut tidak tertolong. Kondisi fisiknya terus memburuk, kulit mengering dan gatal. Yeti juga kerap kejang-kejang.


Yeti merupakan binatang korban perburuan liar. Lima tahun silam binatang itu ditemukan dalam kondisi kaki terjerat seling, dengan luka cukup parah.


Editor: Agus Luqman 

  • Way Kambas
  • Lampung
  • gajah jinak

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!