BERITA

Banjir di Bandung Belum Surut, 59 Ribu Orang Terdampak

""Sebanyak 18.046 KK/59.917 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian muka air rata-rata 10-200 sentimeter.""

Adi Ahdiat

Banjir di Bandung Belum Surut, 59 Ribu Orang Terdampak
Genangan banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kab. Bandung, Jawa Barat, Minggu (26/1/2020). (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta- Banjir yang melanda sejumlah wilayah Bandung pada Kamis lalu (23/1/2020) hingga kini belum surut.

Menurut laporan BNPB, sampai Selasa pagi (28/1/2020) banjir masih merendam enam kecamatan, yakni Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek, Majalaya, dan Ciparay.

"Sebanyak 18.046 KK/59.917 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian muka air rata-rata 10-200 sentimeter dan memaksa 1.454 KK/3.882 jiwa mengungsi," jelas humas BNPB Agus Wibowo dalam rilisnya, Selasa (28/1/2020).

Saat ini ribuan korban banjir mengungsi di aula desa, masjid, gedung, dan sejumlah posko pengungsian.

BNPB melaporkan banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi. Sedangkan kantor berita Antara menyebut banjir terjadi karena luapan Sungai Citarum.

Jumlah bangunan dan luas sawah yang terendam adalah:

    <li>13.881 rumah;</li>
    
    <li>23 sekolah;</li>
    
    <li>79 tempat ibadah;</li>
    
    <li>18 fasilitas umum, serta;</li>
    
    <li>278 hektare sawah.</li></ul>
    

    "Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, BPBD Kabupaten Bandung dan tim gabungan serta dari unsur TNI/Polri terus memantau ketinggian muka air dan melakukan assesment ke lokasi kejadian," jelas Agus.

    "Selain itu, bantuan logistik seperti sembako dan sejumlah barang penunjang kebutuhan lainnya terus dikirimkan kepada para pengungsi," ujarnya.

    Editor: Sindu Dharmawan

  • banjir
  • bandung
  • sungai citarum
  • bencana
  • mitigasi bencana
  • BNPB
  • Banjir Bandung
  • banjir bandung

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!