NASIONAL
WALHI Kritik Pernyataan Jokowi di WWF soal Penguatan Diplomasi Air
Akan semakin memperkuat swastanisasi dan privatisasi air di Indonesia.

KBR, Jakarta- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo di World Water Forum atau Forum Air Dunia ke-10 di Bali, kemarin, (20/05/2024).
Pernyataan yang dimaksud adalah soal ajakan dari Jokowi kepada delegasi WWF untuk memperkuat diplomasi air dan kerja sama pengelolaan sumber daya air lintas batas.
Menurut Manajer Kampanye Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil WALHI, Parid Ridwanuddin, hydro-diplomacy tidak lain adalah ajakan kepada investor asing untuk terus berinvestasi di sektor air. Ia menilai, hal itu akan semakin memperkuat swastanisasi dan privatisasi air di Indonesia.
"Diplomasi air itu tidak akan berguna kalau Jokowi tidak bisa mendesak negara-negara utara yang perusahaannya punya bisnis air di Indonesia. Apa yang dimaksud hydro diplomacy di situ menurut saya enggak jelas, ya. Kecuali mungkin dia mau nyari investor lagi gitu untuk infrastruktur air di Indonesia. Mungkin maksudnya itu, ya," kata Parid kepada KBR, Senin, (20/5/2024).
Manajer Kampanye Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil WALHI, Parid Ridwanuddin menilai, di tengah situasi krisis iklim yang semakin memburuk, Jokowi seharusnya melakukan diplomasi keadilan iklim. Kata dia, dipomasi iklim bisa menuntut negara-negara utara serta korporasi multinasional untuk menurunkan emisinya.
"Saat membicarakan political leadership sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan, tidak akan terwujud jika Indonesia tetap dijadikan target investasi industri ekstraktif negara-negara lain, baik Uni Eropa, Amerika Serikat, dan China, atau perusahaan multinasional yang terus mengeruk mineral Indonesia, baik yang berada di darat maupun yang berada di pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil." ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong tiga hal di Forum Air Sedunia atau World Water Forum ke-10 di Bali. Salah satunya, peningkatan solidaritas dan inklusivitas untuk negara-negara kecil yang kekurangan air lewat hydro diplomacy atau diplomasi air.
Jokowi menilai, forum WWF sangat strategis untuk menghidupkan aksi nyata dan komitmen bersama mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.
"Yang kedua, memberdayakan hydro diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas. Yang ketiga, memperkuat political leadership sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan," kata Jokowi saat membuka High level Meeting di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin (20/5/2024).
Baca juga:
Editor: Sindu
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!