NASIONAL
Trump Tutup USAID, Menkes Akan Cari Negara Donor Lain
USAID yang berdiri sejak 1961, merupakan lembaga kemanusiaan pemerintah Amerika.

KBR, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan mencari negara donor dana lain usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump menutup United States Agency for International Development (USAID) atau Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat.
"Tapi kami juga masih ada negara donor-donor lain. Kemarin kan saya ke Australia, kami juga dapat komitmen men-secure 130 juta dolar Australia. Walaupun dolar Australia sama dolar US beda ya. Tapi setidaknya kan komitmen itu sudah kami dapatkan. Nanti saya akan berusaha mencari sumber-sumber donor-donor lain juga," Budi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Budi mengatakan USAID selama ini turut memberikan bantuan ke Indonesia sekitar USD100 juta atau sekitar Rp1 triliun melalui pihak-pihak ketiga, bukan langsung ke Kemenkes.
Budi menyebut berdasarkan komunikasi resmi yang diterima Kemenkes, bantuan dari USAID hanya ditahan, bukan dihentikan sama sekali.
Bagi Indonesia, USAID telah menyalurkan sekitar USD153 juta pada 2023 untuk berbagai proyek. Proyek-proyek tersebut mencakup dukungan untuk antikorupsi, perubahan iklim, pendidikan, hingga kesehatan.
Salah satu proyek bantuan USAID bidang kesehatan adalah pendanaan sebesar USD882.750 atau sekitar Rp13,35 miliar untuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) guna mendukung program vaksinasi polio di Indonesia.
USAID yang berdiri sejak 1961, merupakan lembaga kemanusiaan pemerintah Amerika. USAID setiap tahunnya menyalurkan miliaran dolar ke seluruh dunia untuk membantu pengentasan kemiskinan, mengobati penyakit, dan menanggulangi bencana kelaparan dan bencana alam.
Baca juga:
- Anggaran Pemeriksaan Kesehatan Gratis Ikut Dipangkas
- Antisipasi Kebijakan Ekonomi Trump ke RI, Prabowo Terima Laporan DEN
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!