NASIONAL

Tak Masuk Kabinet Prabowo, Nasdem Jadi Oposisi?

Menurut kami pikiran-pikiran kami kalau diterima itu jauh lebih penting daripada kami masuk dalam kabinet.

AUTHOR / Heru Haetami, Hoirunnisa

EDITOR / Wahyu Setiawan

Google News
Pelantikan Menteri
Presiden Terpilih Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh usai bertemu di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (15/8/2024). ANTARA FOTO/Reno Esni

KBR, Jakarta - Partai Nasdem memutuskan tidak masuk dalam komposisi kabinet pemerintahan mendatang. Padahal partai besutan Surya Paloh itu sebelumnya menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim mengatakan partainya akan menjadi bagian dari pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Kami mendukung sepenuhunya pemerintahan ini, kami berkepentingan pemerintahan ini sukses. Tapi atas dasar pertimbangan banyak hal, kami memutuskan juga untuk tidak masuk dalam kabinet," kata Hermawi di Jakarta, Minggu (13/10/2024).

"Menurut kami pikiran-pikiran kami kalau diterima itu jauh lebih penting daripada kami masuk dalam kabinet. Pikiran-pikiran kami, kontribusi kami terhadap berbagai hal, itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kami masuk. Tapi kami bagian tak terpisahkan dari pemerintahan ini," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Nasdem Saan Mustopa menegaskan partainya tidak akan menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Jadi ini tidak berarti, Nasdem tidak memberikan dukungan. Sekali lagi gabung dalam koalisi pemerintah dan memberikan dukungan apapun yang menjadi kebijakan, keputusan Pak Prabowo," ujar Saan kepada wartawan, Senin (14/10/2024).

Saan Mustopa menyebut keputusan NasDem tidak meminta jatah menteri di Kabinet Prabowo-Gibran karena memperhatikan etika dan kepantasan. Saat Pilpres 2024, Nasdem menjadi lawan politik Prabowo karena mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Oleh karena itu, dia bilang partainya tahu diri.

"Jadi sekali lagi, ini lebih kepada soal etika dan kepantasan saja karena memang Nasdem bukan partai pendukung, sehingga kalau misalnya Nasdem ribut apa, soal kabinet. Rasanya kurang pas lah minta ini, minta itu. Jadi kita lebih kepada dalam posisi tahu diri lah," jelas Saan.

Saan juga membantah kompetensi kader-kadernya tidak ada yang memenuhi syarat untuk masuk kabinet Prabowo.

"Jadi bukan karena misalnya portofolionya enggak pas. Ini lebih kepada sekali lagi kita merasa kurang pas gitu ya kalau kami mendorong-dorong untuk menempatkan kader-kadernya di kabinet," katanya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!