HEADLINE
Susi Tenggelamkan 23 Kapal Ilegal Fishing
Penenggelaman dilakukan di 7 titik yaitu Batam, Aceh, Kalimantan Utara, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau
AUTHOR / Ria Apriyani
KBR, Jakarta - Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Ilegal kembali tenggelamkan 23 kapal ilegal fishing. Peroses pemusnahan ini dipimpin langsung Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti secara daring. "Toba 1 Paus memanggil, apakah siap menenggelamkan kapal? Hitungan mundur 5.. 4.. 3.. 2.. 1..," ujar Susi saat mengomandoi penenggelaman kapal dari Gedung Mina Bakti IV KKP, Selasa(5/4/2016).
Penenggelaman dilakukan di 7 titik yaitu Batam, Aceh, Kalimantan Utara, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau. Puluhan kapal ini milik Malaysia dan Vietnam yang ditangkap oleh Satuan Petugas KKP, Polair, dan TNI AL.
KKP mengklaim sudah berhasil menenggelamkan 170 kapal. Cara penenggelaman ini dikatakan efektif menimbulkan efek jera. Sedangkan hasil tangkap nelayan pun meningkat.
"Kemarin saya kunjungan ke Sibolga. Kalau dulu mereka bisa tangkap 200, sekarang hasil tangkap mereka sampai 400. Yang di Jakarta mungkin belum merasakan dampak besarnya, tetapi di beberapa titik sudah," ungkap Susi.
Sebagai informasi, 23 kapal tersebut dimusnahkan karena telah melakukan penangkapan dengan alat tangkap ilegal, tidak memiliki dokumen izin, dan menangkap ikan tanpa dokumen. "Pemerintah tidak akan berhenti melakukan pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal untuk menegakkan hukum dan kedaulatan Indonesia di laut dalam rangka mewujudkan laut sebagai masa depan bangsa," pungkasnya.
Editor: Damar Fery Ardiyan
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!
muherman harun9 years ago
SANUSI dan SUSI Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Permadi, mengungkapkan Mohamad Sanusi telah memberikan surat pengunduran diri dari Partai Gerindra. termasuk dari DPRD. “Kami tidak menerima dan menolak” kata Permadi. Betapa hambar rasanya reaksi Permadi. Sanusi, adik wakil Ketua DPRD DKI, terbukti terjaring OTT (operasi tangkap tangan: barang bukti dan yang bersangkutan ada di tempat) seharusnya dicibir: “Sanusi, santun, kok korupsi! Pantas kalau perbuatanmu diganjar hukum seberat-beratnya!” Sehubungan dengan itu, ada petinggi pemerintahan di Tiongkok berucap, “Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor dan satu untuk saya, jika saya melakukan hal yang sama.” “Hancurkanlah Musuh kita, itu Inggeris dan Amerika!” itulah nyanyan perjuangan rakyat di zaman REVOLUSI Bung Karno, untuk melawan kolonialisme-imperialisme. Sekarang bisa diubah menjadi “Hancurkanlah Musuh kita, itu Korupsi m’rajalela!” Dalam not: 3 3 3 4 .. 2 2 2 3 .. 1 2 3 4 . 2 5 4 3 .. dstnya)”. Itulah hendaknya nyanyian perjuangan rakyat di zaman TRANSPARANSI Pak Ahok, untuk melawan korupsi, sebagai musuh bangsa kita. Syukur, kita memiliki KPK, Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menghancurkan korupsi di antara petinggi dan pengusaha. KPK adalah penyelamat harta kekayaan negara, layaknya pahlawan bangsa. Tetapi, kita juga memiliki pahlawan bangsa, seorang Srikandi sejati, yang seorang diri, tanpa penasehat/bantuan petinggi negeri, juga melakukan penyelamatan harta kekayaan Negara kita. Secara berani, tegas dan keras beliau, Ibu Susi Pujiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan R.I menindak pencuri ikan di perairan Indonesia yang akibatkan kerugian Negara mencapai trilyunan rupiah setahun! Penyelidikan, penangkapan dan eksekusi pelanggar tidak bertele-tele. Dalam waktu begitu singkat. Ibu Susi yang FORMIDABEL (lebih hebat dari yang terhebat sebelumnya), FENOMENAL (muncul seketika meluncur laksana komet di udara Indonesia) dan SPEKTAKULER (mengagumkan orang banyak), berhasil menghabisi /menghancurkan ratusan kapal illegal fishing, termasuk yang dari Tiongkok, negara adikuasa di kawasan Asia-Pasifik. Ia sebagai ‘single fighter’, lebih tangguh dari Srikandi yang memerlukan bantuan Arjuna untuk membantai musuh bebuyutannya Bhisma, Sang Maha Dahsyat, sekaligus Eyang dan Guru Agung Pendawa Lima dalam perang Bharatayudha, pertempuran paling akbar di dataran keramat Kurukshetra, Janganlah menghalang-halangi peran dan tugas Ibu Susi. Berilah beliau penghargaan setinggi mungkin dan di mana perlu, pengarahan sebab ia tidak didukung team terampil dan professional seperti yang dimiliki KPK. Ahirnya, guna mencegah korupsi, petinggi negeri wajib menyerahkan laporan harta dan kekayaanya kepada KPK setiap tahun, berikut bukti pembayaran pajak terkait. Ingat: Korupsi adalah musuh bangsa yang sudah merajalela ke mana-mana, perlu dicegah dan sebagai extra-ordinary crime, perlu dihabisi dari bumi Indonesia melalui hukuman yang seberat-beratnya.