NASIONAL

Sri Mulyani: APBN Era Jokowi Tetap Sehat

Di mana fondasi itu terbangun tanpa membuat APBN-nya menjadi sakit atau collapse.

AUTHOR / Heru Haetami

EDITOR / Wahyu Setiawan

Google News
APBN Defisit
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: ANTARA/Galih Pradipta)

KBR, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeklaim keuangan negara dikelola secara hati-hati. Salah satunya dengan menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap sehat selama satu dekade kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Kalau kita melihat struktur APBN sangat besar yang direct manfaatnya, yaitu manfaat langsung dirasakan oleh masyarakat. Entah itu dalam bentuk berbagai program-program sosial, bantuan sosial, subsidi maupun berbagai program yang langsung dinikmati. Seperti melalui pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur," ujar Sri Mulyani dalam BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa, (8/10/2024).

"Itulah fondasi yang dibangun dalam 10 tahun. Di mana fondasi itu terbangun tanpa membuat APBN-nya menjadi sakit atau collapse," imbuhnya.

Sri Mulyani menyebut anggaran pendidikan dan perlindungan sosial merupakan dua pos anggaran terbesar di dalam APBN selama ini.

Pada APBN tahun 2014 alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp353 triliun dan pada tahun ini bertambah menjadi Rp665 triliun.

Sementara anggaran perlinsos sebesar Rp496,8 triliun, meningkat dibandingkan tahun anggaran 2023 sebesar Rp476 triliun.

Sri Mulyani juga mengeklaim struktur perekonomian makin merata antardaerah. Dia bilang, Indonesia sentris dalam instrumen APBN menjadi salah satu formulanya.

"Formula ekualisasi antardaerah dan keseimbangan vertikal terus diupayakan. Tentu transfer ke daerah yang mencakup hampir sepertiga belanja kita sangat ditentukan oleh kualitas dari pemerintah daerah masing-masing," katanya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!