NASIONAL

Ramadan dan Idulfitri, Kementan: Stok Bawang Merah Aman

"Akan ada surplus di bulan Februari sekitar 14 ribu ton atau dikatakan 15 persen dari kebutuhan."

AUTHOR / Heru Haetami

Harga bawang merah melambung
Sortir bawang merah yang baru dipanen di Gubugsari, Pegandon, Kendal, Jateng, Rabu (10/01/24). (Antara/Anis Efizudin)

KBR, Jakarta-  Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan bawang merah pada masa Ramadan dan Idulfitri aman. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan, Bambang Sugiharto, mengatakan kebutuhan pada puncak puasa dan lebaran itu terpenuhi lantaran diprediksi terjadi surplus di   Februari sebanyak 14 ribu ton.

"Untuk Februari dan Maret ini insyaallah kita aman. Khususnya Maret atau bulan puasa sudah kita antisipasi. Nanti akan ada peningkatan permintaan kita sudah antisipasi. Akan ada surplus di bulan Februari sekitar 14 ribu ton atau dikatakan 15 persen dari kebutuhan. Lebih besar surplusnya. Demikian pula untuk di bulan Maret-April dimana puncak lebaran dan puasa itu kita akan aman itu untuk bawang merah," kata Bambang dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (15/1/2024).

Bambang Sugiharto mengakui, produksi bawang merah mengalami keterlambatan panen karena ada keterlambatan musim hujan yang diakibatkan fenomena El Nino.


Baca juga:

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan, Bambang Sugiharto menyebut, harga bawang di tingkat petani sempat anjlok. Pergerakan harga yang terjadi saat ini juga seolah menjadi momentum kenaikan harga di tingkat pasar.

"Kenaikan ini sebenarnya kalau di dalam pandangan kami adalah masih harganya menuju normal. Beberapa waktu yang lalu harga bawang merah jatuh 7000 di tingkat petani. Dan sekarang memang bergerak ke arah normal. Normalnya itu pada angka 20.000 per kilogram. Nah sekarang mungkin kenaikan inilah yang menyebabkan seolah-olah ada kenaikan harga bawang merah," ujar Bambang.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!