NASIONAL

Proses Tidak Transparan, PUKAT UGM Kecewa Kinerja Pansel Capim KPK

Kekecewaan itu muncul setelah Pansel mengumumkan 40 nama calon pimpinan KPK dan 40 nama calon Dewas KPK yang lulus tes tertulis, pada Kamis, (8/8/2024).

AUTHOR / Naufal Nur Rahman

EDITOR / Agus Luqman

Proses Tidak Transparan, PUKAT UGM Kecewa Kinerja Pansel Capim KPK
Spanduk Berani Jujur Hebat di gedung lama KPK. (Foto: ANTARA/Reno Esnir)

KBR, Jakarta – Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Zaenur Rohman mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kekecewaan itu muncul setelah Pansel mengumumkan 40 nama calon pimpinan KPK dan 40 nama calon Dewas KPK yang lulus tes tertulis, pada Kamis, (8/8/2024).

"Saya ingin mengatakan bahwa saya kecewa dengan 40 nama yang dipilih oleh Pansel ini. Pansel mengatakan sudah dibantu 11 ahli untuk melakukan penilaian. Masalahnya, sejak awal Pansel tidak pernah transparan dalam proses seleksi ini,” ucap Zaenur Rohman, dalam konferensi pers, di Kanal Youtube Transparency International Indonesia, Kamis (8/8/2024).

Baca juga:

Zaenur mengkritik Pansel kurang transparan dalam proses pemilihan Capim dan Dewas KPK karena dianggap melanggar UU KPK. Ia juga menyayangkan langkah Pansel yang hanya menyebutkan nama-nama yang lolos tanpa memberitahu asal dan profil mereka.

Zaenur berkata masih ada kesempatan terakhir untuk Pansel KPK ketika nanti mengurangi nama Capim KPK yang lolos dari 40 menjadi 20 orang.

Ia mendorong Pansel KPK untuk lebih transparan dalam memberikan informasi mengenai proses pemilihan Capim dan Dewas kepada masyarakat.

"Di kesempatan terakhir ini, pansel perlu, wajib hukumnya untuk transparan sesuai pasal 31 UU KPK. Buka seluas-luasnya akses publik mengenai nama-nama yang mendaftar ini, dengan cara apa? Buka CV nya di website yang mudah diakses oleh publik. Informasikan kepada publik misalnya melalui setneg silahkan ditampilkan atau melalui KPK silahkan ditampilkan,” ujar Zaenur.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!