NASIONAL
Pos Pengaduan Diskriminasi SMNPTN Disabel Nilih Aduan
KBR68H, Jakarta - Sampai Rabu (2/4) malam ini belum ada satu pun aduan diskriminasi disabel dalam ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014. Pos pengaduan itu dibuka LBH Jakarta.
AUTHOR / Rio Tuasikal
KBR68H, Jakarta - Sampai Rabu (2/4) malam ini belum ada satu pun aduan diskriminasi disabel dalam ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014. Pos pengaduan itu dibuka LBH Jakarta.
Pengacara LBH Jakarta Tigor Hutapea mengatakan, pihaknya masih menunggu aduan pelajar difabel itu. Pihaknya juga sudah bertanya pada Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) yang juga belum terima aduan. Pihaknya akan langsung menggugat Kementerian Pendidikan ke Pengadilan Tata Usaha Negara begitu ada satu aduan masuk.
"Kemarin saya sudah ketemu PPDI dan mereka juga belum menemukan aduan itu. Kami usahakan menggugat secepatnya. Ketika ada aduan dari orang tua atau pelajar di Jakarta, kami ajukan gugatan," kata Tigor saat dihubungi KBR68H, Rabu (2/4) malam.
Posko ini akan dibuka sampai ada aduan yang masuk. Saat ini pihaknya sudah meminta jaringan organisasi disabel dan LBH di kota lain untuk mencari aduan itu.
Tigor yakin kebanyakan disabel langsung mengurungkan niat mendaftar SNMPTN begitu melihat syaratnya. Dalam gugatan nanti, kata Tigor, LBH Jakarta juga meminta ujian SNMPTN ditunda. Hal ini agar calon mahasiswa difabel bisa daftar dahulu dan ikut ujian.
"Kami ingin menggugat supaya pelaksanaan ujian SNMPTN itu ditunda dulu. Supaya disabel bisa mendaftar," tambah Tigor.
Bila tak ada aduan hingga berbulan-bulan, LBH Jakarta akan memakai cara lain. Cara itu adalah citizen law suit atau gugatan hak warga negara. Namun, kata Tiigor, cara ini akan memakan waktu yang sangat panjang.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!