BERITA

Penyerang Polisi di Tangerang Pernah Jenguk Terpidana Terorisme di Nusakambangan

"Rentang waktu empat bulan cukup panjang untuk mempelajari dan bergabung dengan jaringan Aman Abdurrahman,"

AUTHOR / Gilang Ramadhan

Penyerang Polisi di Tangerang Pernah Jenguk Terpidana Terorisme di  Nusakambangan
Petugas kepolisian bersenjata lengkap berjaga di rumah pelaku teror polisi saat dilakukan penggeledahan, di Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (20/10). (Foto: Antara)



KBR, Jakarta- Pelaku penyerangan polisi di Tangerang, Sultan Azianzah, pernah mengunjungi pemimpin kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Aman Abdurrahman, di penjara Nusakambangan. Juru bicara Polri, Boy Rafli Amar mengatakan, Sultan bersama pemimpin pesantren Ansharullah, Fauzan Al Anshori, membesuk Aman beberapa kali.

"Sultan Azianzah ini pada periode Juni 2015 itu pernah berkunjung ke Nusakambangan. Ini terdeteksi dari tim surveillance kita. Kita masih ada data-data lengkap karena kita melakukan pemantauan terhadap siapa-siapa yang datang ke sana," kata Boy di Mabes Polri, Jumat (21/10/16).


Menurut Boy, kunjungan tersebut rutin dilakukan Sultan untuk berkonsultasi soal terorisme. Selain itu, Sultan juga diketahui aktif menyambangi pondok pesantren Ansharullah di Ciamis. Boy menduga, di sana dia mendalami gerakan radikal.


"Rentang waktu empat bulan cukup panjang untuk mempelajari dan bergabung dengan jaringan Aman Abdurrahman," jelasnya.


Sebelumnya, Sultan Azianzah menyerang Kapolsek Tangerang Kota dan dua polisi di Pos lantas jalan Perintis Kemerdekaan, Tangerang kota, Kamis (20/10/16). Ia menyerang ketiga polisi tersebut dengan golok secara membabi buta. Ia juga sempat melemparkan benda yang diduga bom namun tidak meledak.


Sulta tertembak di bagian paha dan perut dalam insiden tersebut. Ia sempat dirawat di RSUD Tangerang. Namun ia meninggal dunia saat dipindahkan ke RS Polri Kramatjati karena kehabisan darah.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!