BERITA
Penghuni Lapas Banyuwangi Tak Ada yang Kebagian Remisi Dasawarsa
Remisi dasawarsa adalah pemotongan masa tahanan secara cuma-cuma yang dilakukan pemerintah setiap sepuluh tahun sekali pada peringatan hari kemerdekaan setiap 17 Agustus.
AUTHOR / Hermawan Arifianto
KBR, Banyuwangi - Ratusan narapidana di rumah tahanan kelas II B Banyuwangi Jawa Timur, mendapat remisi atau pengurangan hukuman pada HUT ke-70 Kemerdekaan RI.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan kelas II B Banyuwangi Marlik Subianto mengatakan jumlah narapida yang mendapatkan remisi sebanyak 278 orang dari total 700 orang tahanan.
Dari 278 orang yang mendapatkan remisi hari kemerdekaan ini. Termasuk ada satu terpidana koruptor. Sebanyak 14 orang yang mendapat remisi dinyatakan langsung bebas.
Marlik mengatakan, untuk tahun ini di Lapas Banyuwangi tidak ada yang mendapatkan remisi dasawarsa. Remisi dasawarsa adalah pemotongan masa tahanan secara cuma-cuma yang dilakukan pemerintah setiap sepuluh tahun sekali pada peringatan hari kemerdekaan setiap 17 Agustus.
"Remisi pada tahun ini ada 278 napi, yang 14 orang langsung bebas yaitu mendapat remisi RK II. Sedang yang 264 remisi biasa jadi belum waktunya pulang. Korupsi ini ada 6 orang tapi yang sudah lengkap perlengakapan, persyaratan, administrasi dan subtansinya ada 1 orang. Yang dua orang masih melengkapi yang tiga orang tidak lengkap,” kata Marlik Subianto (17/8/2015).
Kepala Lembaga Pemasyarakatan kelas II B Banyuwangi Marlik Subianto menambahkan, pada tahun ini sebenarnya sekitar 322 orang napi diajukan mendapatkan remisi. Akan tetapi SK yang turun dari Kementerian Hukum dan HAM hanya 278 orang.
Marlik berharap bagi narapidana yang mendapatkan remisi tersebut bisa terus memperbaiki diri. Dan bagi yang langsung bebas agar bisa menjadi orang yang lebih baik di tengah- tengah masyarakat
Editor: Agus Luqman
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!