NASIONAL

Oktober 2024 Inflasi, Akhiri Tren Deflasi 5 Bulan Beruntun

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 persen, dan memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Agus Luqman

Oktober 2024 Inflasi, Akhiri Tren Deflasi 5 Bulan Beruntun
Aktivitas di salah satu toko emas di Bandung, Jawa Barat, Senin (21/10/2024). (Foto: ANTARA/Raisan al Farisi)

KBR, Jakarta - Tren deflasi selama lima bulan beruntun akhirnya terhenti. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Oktober 2024, kembali mengalami inflasi.

Pelaksana tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan pada Oktober 2024 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,93 pada September 2024 menjadi 106,01 pada Oktober 2024.

"Sementara itu secara year on year terjadi inflasi sebesar 1,71 persen, dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 0,82 persen. Inflasi bulan Oktober 2024 ini mengakhiri trend deflasi yang terjadi sejak Mei 2024," kata Amalia Adininggar dalam Rilis BPS, dipantau dari kanal Youtube BPS Statistics, Jumat (1 November 2024).

Amalia menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 persen, dan memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.

Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.

Sementara itu terdapat komoditas yang juga memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen, bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen, tomat dan nasi dengan lauk dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek mesin dan telur ayam ras memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Baca juga:

Berikutnya adalah inflasi bulan ke bulan atau month to month berdasarkan komponen. Inflasi yang terjadi pada Oktober 2024 sebesar 0,08 persen didorong oleh inflasi komponen inti. Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,14 persen.

"Komoditas yang memberikan andil inflasi secara dominan pada komponen inti adalah emas perhiasan, nasi dengan lauk, kopi bubuk, dan minyak goreng," kata Amalia.

Sedangkan, komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,25 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah bensin dan tarif angkutan udara.

Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,11 persen. Komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.

"Komponen harga bergejolak mengalami deflasi selama 7 bulan berturut-turut, namun tekanan deflasinya semakin berkurang pada Oktober 2024 ini. Dan komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabe merah, cabe rawit, kentang dan ikan segar," kata Amalia.

Sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Sedangkan 10 provinsi mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Maluku yaitu sebesar 0,65 persen, sementara itu deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara sebesar 1,05 persen.

Baca juga:

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, ada sejumlah peristiwa penting yang dapat mempengaruhi indikator harga. Di antaranya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang sudah dua kali mengalami penyesuaian harga. Selain itu, Kementerian Pertanian mencatat ada penurunan produksi bawang merah setelah melalui puncak panen raya pada Juli-Agustus 2024.

"Terakhir adalah adanya tren kenaikan harga emas di pasar internasional, yang terus berlanjut hingga akhir Oktober 2024," kata Amalia.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!