NASIONAL
Larangan Tunda Retret Megawati, PDIP Solo Singgung Psikologis Kader
Menurutnya, psikologis para kader yang akan mengikuti retret berpotensi terganggu usai penahanan Sekjen PDIP Hasto Krsitiyanto oleh KPK.

KBR,Solo - PDI Perjuangan Solo memiliki pandangan berbeda terkait belum bergabungnya puluhan kepala daerah kader Partai Banteng di kegiatan retret Akmil, Magelang.
Ketua DPC PDIP Solo, Hadi Rudyatmo mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diyakini memiliki alasan kuat menunda kadernya mengikuti retret kepala daerah.
Menurutnya, psikologis para kader yang akan mengikuti retret berpotensi terganggu usai penahanan Sekjen PDIP Hasto Krsitiyanto oleh KPK.
"Soal retret itu ada pertimbangan-pertimbangan tersendiri dari Mbak Mega, yaitu pertimbangan tentang psikologis paling tidak. Psikologis dari kader partai yang menjadi kepala daerah dari PDIP dengan peristiwa penahanan Sekjen partai. Mestinya akan mempengaruhi secara psikologis, sehingga Mbak Mega menyampaikan untuk menunda dulu tentang keikutsertaan retret", ujar Rudy akhir pekan kemarin di DPRD Solo.
Rudy menjelaskan kader PDIP akan memiliki beban moral usai Sekjen partai ditahan oleh KPK jika ngotot ikut retret.
Rudy menyebut, pengurus dan kader PDIP Solo tegak lurus dengan perintah Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.
Baca juga:
- Kepala Daerah dari PDIP Tunda Retret Buntut Larangan Megawati
Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarta menyampaikan kemungkinan dalam waktu dekat ada sejumlah kepala daerah yang bergabung dalam acara retret atau pembekalan di kompleks Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.
"Mengenai waktunya kapan, siapa saja mari kita tunggu," kata Bima di Magelang, Minggu.
Ia mengajak para wartawan untuk mengikuti perkembangan yang terjadi.
Ketika ditanya apakah mereka akan bergabung hari Senin (24/2), Bima meminta wartawan untuk menunggu kepastiannya.
"Teman-teman lihat saja nanti. Ada keinginan untuk bergabung, kita tunggu saja. Ya yang belum bergabung 47 orang," katanya.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!