BERITA

Kemenlu: Sandera yang Lolos Tidak Langsung Dipulangkan ke Indonesia

Satu korban penyanderaan lainnya yang juga berhasil melarikan diri bernama Ismail.

AUTHOR / Yudi Rachman

Kemenlu: Sandera yang Lolos Tidak Langsung Dipulangkan ke Indonesia
Ilustrasi. Kelompok Abu Sayyaf dan sandera. Foto: Yuotube



KBR, Jakarta- Korban penyanderaan milisi Abu Sayyaf yang berhasil melarikan diri, Sofyan tidak akan langsung dipulangkan ke Indonesia karena harus menjalani trauma healing dan pendalaman informasi soal keberadaan sandera lainnya. Dirjen Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, keterangan Sofyan dibutuhkan untuk membantu aparat keamanan membebaskan sandera lainnya.

"Menlu sudah berkomunikasi dengan Menlu Filipina agar pemerintah Filipina mengambil alih korban dari masyarakat, karena yang menemukan dan menolong masyarakat. Kemudian sudah dibawa ke markas West Com di Zulu, lalu dari Zulu ke Zamboanga. Hari ini sudah akan diserahterimakan kepada KBRI,” jelas Dirjen Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal kepada KBR, Kamis (18/8/2016)

Muhammad Iqbal menambahkan, satu korban penyanderaan lainnya yang juga berhasil melarikan diri bernama Ismail. Namun kata Iqbal, kondisi Ismail hingga kini belum diketahui.

Perwakilan pemerintah Indonesia di Filipina sudah meminta otoritas keamanan untuk mencari dan mengetahui keberadaan Ismail.

" Pemerintah Filipina lagi berupaya memastikan keberadaan Ismail dan nanti akan diserahkan ke kita pada waktunya nanti."

Sebelumnya,  Mohammad Sofyan (28), kru kapal TB Charles yang diculik Abu Sayyaf diselamatkan warga Luuk, Kepulauan Sulu, Filipina, setelah berhasil melarikan diri.  Sofyan diculik bersama 6 kru lainnya pada 23 Juni lalu saat kapal yang ditumpangi melintasi perairan Filipina sebelah Selatan.


Saat ini, Abu Sayyaf menahan 15 sandera asal Norwegia, Belanda, lima warga Malaysia dan delapan WNI, termasuk delapan warga negara Filipina.



Editor: Malika

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!