BERITA

Jokowi Perintahkan Menteri Segera Kawal Investasi

Dana yang berasal dari investasi, swasta, dan BUMN memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan APBN yang hanya berkontribusi sebesar 15 persen dari Product Domestic Bruto (PDB). 

AUTHOR / Ranu Arasyki Arpungky

Presiden RI Joko Widodo pada sidang Kabinet Paripurna, Istana Merdeka, Rabu, (17/11/21). (Foto: Sekr
Presiden RI Joko Widodo pada sidang Kabinet Paripurna, Istana Merdeka, Rabu, (17/11/21). (Foto: Sekretariat Presiden)

KBR, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo mengimbau jajaran kementeriannya untuk mengawal komitmen investasi luar negeri untuk Indonesia, khususnya komitmen investasi jumbo yang berasal dari Uni Emirate Arab dan Inggris.

"Dan pertemuan saya dengan Syekh Mohamed bin Zayed dengan Ruler of Dubai Syekh Mohammed bin Rashid sebagaimana kita tahu, komitmen investasinya sebesar US$44,6 miliar betul-betul dikawal dan ditindak lanjuti sehingga betul-betul menetas komitmen investasi tersebut," ujarnya dalam pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka yang disiarkan secara daring, Rabu (17/11/21).

Demikian pula dengan komitmen investasi yang berasal dari Inggris senilai US$9,29 miliar. Investasi yang bertujuan menciptakan transisi energi dan ekonomi hijau tersebut menurut Jokowi perlu segera di kawal dan realisasikan.

Dia mengatakan, dana yang berasal dari investasi, sektor swasta, dan BUMN memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan APBN yang hanya berkontribusi 15 persen dari Product Domestic Bruto (PDB).

Baca Juga:

Presiden Jokowi juga mengingatkan para menteri untuk mewaspadai fenomena commodity supercycle. Fenomena ini merupakan periode saat sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga dalam waktu panjang. Kondisi ini biasanya terjadi pasca terjadinya krisis.

"Karena kita tahu saat ini komoditas unggulan ekspor Indonesia melonjak tinggi. Biasanya hanya berlangsung selama 18 bulan. Jadi, langkah antisipasi untuk itu harus diberikan dengan menguatkan industri pengelolaan yang berorientasi ekspor," katanya.

Pada kesempatan itu, Jokowi menyatakan keseriusannya mengembangkan ekonomi hijau dan transisi energi baru terbarukan (EBT). Realisasi investasi ekonomi hijau menggeser pembangkit batubara dan menggantikannya dengan EBT, baik pengembangan kendaraan dan baterai listrik, serta pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang menggunakan energi dari hydropower.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!