NASIONAL

Hasto: Negara Ini Bukan untuk Kepentingan Keluarga

Apalagi negara yang bisa diatur-atur oleh orang yang tidak pernah puas akan kekuasaan.

AUTHOR / Shafira Aurelia Mentari

EDITOR / Wahyu Setiawan

Google News
Aksi
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (18/10/2024). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

KBR, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak masyarakat bersama-sama berjuang menjaga demokrasi Indonesia. Sebab ia menilai saat ini banyak sekali upaya-upaya untuk merusak demokrasi.

Hal ini dia katakan dalam Forum Demokrasi bertajuk 'Selamatkan Demokrasi di Sumatera Utara' yang digelar di Kota Medan.

Mulanya, dia menceritakan kisah menantu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, yang sampai 'disekolahkan'' PDIP agar terlihat pantas menjadi kepala daerah. Namun, kini justru mengkhianati partai yang membesarkannya.

"Saya sengaja menyebut nama para pahlawan dari Sumatra ini. Guna menegaskan bahwa inilah negeri para patriot, negeri para kusuma bangsa yang berjuang bagi kepentingan bangsa dan negara. Bukan, bukan, dan bukan untuk kepentingan keluarga saudara-saudara sekalian. Kita berjuang karena kita adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan. Apalagi negara yang bisa diatur-atur oleh orang yang tidak pernah puas akan kekuasaan," ujar Hasto dalam Forum Kebangsaan, Minggu (17/11/2024).

Hasto mengeklaim mendapat laporan kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif yang terjadi di Pilpres 2024, kembali terjadi di Pilkada Serentak 2024.

Untuk itu, ia meminta masyarakat saling bahu-membahu mencegah hal tersebut terjadi.

"Terus berjuang bagi demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, guna melawan ambisi kekuasaan dari raja, oleh partai coklat, dan untuk menantu raja," ucapnya.

Pemilihan Gubernur Sumatra Utara 2024 diikuti dua pasangan calon. Yakni nomor urut 1 Bobby Nasution-Surya dan nomor urut 2 Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!