NASIONAL
Budi Arie Ingin Gandeng Anak Muda untuk Rebranding Koperasi
Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan kepesertaan masyarakat untuk bergabung dalam keanggotaan koperasi.

KBR, Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi ingin menggandeng anak muda untuk memperbarui citra atau rebranding koperasi. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan kepesertaan masyarakat untuk bergabung dalam keanggotaan koperasi.
Budi menjelaskan, kementeriannya ingin memperluas partipaasi masyarakat tertutama di kalangan generasi muda agar tertarik menjadi anggota koperasi.
"Langkah ini akan dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya generasi milenial, gen z, dan generasi alpha, karena upaya diharapkan dapat menjadikan koperasi mainstream di kalangan anak muda sehingga tertarik untuk berkoperasi," katanya saat rapat dengan Komisi Koperasi DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Bekas Menkominfo itu juga berencana melakukan digitalisasi koperasi untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional.
"Serta memperluas jangkauan layanan koperasi melalui adopsi teknologi dan perubahan paradigma menjadi digital mindset, karena kami yakin koperasi dapat menjangkau lebih banyak anggota dan lebih akuntabel," ucapnya.
Dia juga ingin meningkatkan tata kelola dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk memperkuat ekosistem koperasi.
"Melalui upskilling dan reskilling kecakapan kompetensi anggota koperasi, kegiatan perkoperasian akan semakin unggul dan daya saing juga semakin meningkat," jelasnya.
Menurut data BPS tahun 2022, jumlah koperasi di Indonesia mencapai 130.354 unit. Dari jumlah tersebut, paling banyak tersebar di Jawa Timur yakni 22 ribuan unit, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Baca juga:
- Bareskrim: Dana ACT juga Mengalir ke Koperasi Syariah 212
- Polisi Ungkap Puluhan Pinjol Ilegal Berbadan Hukum Koperasi
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!