NASIONAL
BNPT Petakan Wilayah Rawan Keamanan Jelang Nataru
Kami lakukan pemantauan bersama dengan aparat penegak hukum, aparat intelijen untuk melakukan mitigasi. Kalau ada aja densus itu langsung menangkap, lakukan upaya penegakan hukum," ujar Eddy

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengaku telah memetakan wilayah rawan radikalisme pada perayaan hari besar Natal dan tahun baru 2024.
Kepala BNPT Eddy Hartono menyebut pihaknya memiliki peta rawan radikal dan terorisme yang bersifat rahasia, guna pemantauan dan mitigasi.
"Namun ini tetap kami sudah mengetahui kantong-kantongnya sehingga ini menjadi fokus yang tadi kami anggap rawan radikal terorisme. Kami lakukan pemantauan bersama dengan aparat penegak hukum, aparat intelijen untuk melakukan mitigasi. Kalau ada aja densus itu langsung menangkap, lakukan upaya penegakan hukum," ujar Eddy dalam konferensi pers pernyataan akhir tahun, Senin (23/12/2024).
Eddy menambahkan, dalam operasi lilin menyambut hari besar Natal dan tahun baru, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kepolisian dan TNI.
"Sudah ada operasi lilin itu kami juga terlibat didalamnya. Dalam rangka untuk memitigasi dengan Densus 88 memantau," kata Eddy.
Dalam kesempatan itu, Eddy mengungkapkan sepanjang 2024, dalam Bidang pencegahan radikal terorisme, telah sejalan dengan Asta Cita ke-1 Presiden RI yang menitikberatkan pada penguatan Ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM.
Hingga saat ini, sebanyak 132 dari 135 aksi atau 97,8 persen yang ditetapkan dalam Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan (RAN PE) telah berhasil dilaksanakan.
RAN PE melibatkan 48 kementerian/lembaga (K/L) dan 64 organisasi masyarakat sipil (OMS) dalam upaya kolaboratif yang mengedepankan pendekatan “whole of government and whole of society.”
Kata Eddy, BNPT pun telah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memblokir sebanyak 180.954 konten bermuatan intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme (IRET). Konten tersebut didominasi oleh propaganda jaringan teroris seperti ISIS, HTI, dan JAD.
Baca juga:
- Puncak Arus Mobilitas Nataru di 21 dan 28 Desember
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!