NASIONAL
AJI: Penuntasan Kasus Udin untuk Masa Depan Pers Indonesia
KBR, Jakarta - Penuntasan kasus pembunuhan Udin bakal menjadi gerbang penuntasan kasus-kasus kekerasan yang menimpa wartawan. AJI berkomitmen membantu dengan masuk dalam tim investigasi kasus Udin yang dibentuk oleh Dewan Pers.
AUTHOR / Ninik Yuniati
KBR, Jakarta - Penuntasan kasus pembunuhan Wartawan Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin menjadi sangat penting untuk masa depan kebebasan pers Indonesia. Hal ini diungkap ketua Aliansi Jurnalis Independen, AJI Indonesia Eko Maryadi dalam rangkaian peringatan hari kebebasan pers sedunia.
Menurutnya, penuntasan kasus pembunuhan Udin bakal menjadi gerbang penuntasan kasus-kasus kekerasan yang menimpa wartawan. AJI, menurut Eko Maryadi berkomitmen membantu dengan masuk dalam tim investigasi kasus Udin yang dibentuk oleh Dewan Pers. Tim tersebut terdiri dari kepolisian dan organisasi kewartawanan. (Baca: 18 Tahun, Siapa Pembunuh Wartawan Udin Masih Gelap)
"Itu akan lebih mudah meminta pengusutan, kenapa? bagian yang tersulitnya sudah berhasil dituntaskan. Jadi AJI percaya bahwa kasus Udin ini pintu masuk bagi penuntasan kasus kekerasan dan kematian wartawan. Kedua, kasus ini juga menunjukkan solidaritas terhadap profesi wartawan," kata Eko Maryadi, di Dewan Pers, (3/5).
Ketua Aliansi Jurnalis Independen Eko Maryadi menambahkan, kasus Udin sangat kental dengan kepentingan politik. Karenanya, selama 18 tahun, kasus tersebut hanya mangkrak di tataran penyelidikan. Menurutnya perlu ada komitmen politik yang kuat dari kepolisian untuk mengusut kasus tersebut.
Sejak 1996, AJI mencatat terjadi 12 kasus pembunuhan jurnalis. Sepanjang 2013, terjadi 40 kasus kekerasan. Sementara pada 2014, terdapat 8 kasus kekerasan. Dari berbagai kasus tersebut, baru sedikit yang sudah terungkap.
Editor: Irvan Imamsyah
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!