NASIONAL
Ada Badai PHK, Sri Mulyani Klaim Industri TPT hingga Alas Kaki Tumbuh
Bahkan TPT yang walaupun karena terjadinya suatu berita terhadap suatu perusahaan mengalami kebangkrutan, tapi TPT kita tumbuh 4,3 persen di 2024 dibandingkan tahun sebelumnya yang minus 2 persen.

KBR, Jakarta- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pertumbuhan industri manufaktur tumbuh cukup bagus dari seluruh sektor hingga akhir 2024.
Menkeu bahkan menyebut sektor padat karya atau labour intensive seperti tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki tumbuh, ditengah gejolak kedua industri tersebut. Termasuk salah satunya mengenai adanya isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Bahkan TPT yang walaupun karena terjadinya suatu berita terhadap suatu perusahaan mengalami kebangkrutan, tapi TPT kita tumbuh 4,3 persen di 2024 dibandingkan tahun sebelumnya yang minus 2 persen. Dan bahkan industri alas kaki kita tumbuhnya cukup tinggi di 6,8 persen bandingkan tahun 2023 yang negatif, ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Kamis (13/3/2025).
Sri Mulyani mengatakan, sektor industri kimia, elektronik, logam dasar, termasuk makanan dan minuman juga tumbuh di tahun lalu.
“Industri makanan dan minuman kalau kita lihat disini tumbuhnya 5,9 persen, ini yang ditengah, industri kimia 5,9 persen, elektronik 6,2 persen, lalu logam dasar bahkan double digit 13,3 persen,” tuturnya.
Bendahara negara menambahkan, capaian di akhir tahun 2024 turut berkontribusi terhadap Raihan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur di Februari 2025.
“Ini yang merekontribusi kepada PMI manufaktur kita yang ada dalam ekspansi cukup tinggi yakni 53,6 bulan lalu,” katanya.
Baca juga:
- Mengawal Pemenuhan Hak Eks Karyawan Sritex Korban PHK
- Menaker Data Ulang Eks Karyawan Sritex untuk Kembali Bekerja
Sebelumnya, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur mewarnai awal pemerintahan Prabowo Subianto.
Salah satu perusahaan tekstil terbesar di dalam negeri, PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex pailit Oktober 2024 lalu.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkapkan, jumlah korban PHK di Sritex Group mencapai 11.025 orang. PHK telah dilakukan secara bertahap sejak Agustus 2024 hingga Februari 2025.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!