BERITA

Sri Mulyani: APBN 2019 Defisit Rp368 Triliun

""Namun ini posisi akhir November.""

Siti Sadida Hafsyah, Adi Ahdiat

Sri Mulyani: APBN 2019 Defisit Rp368 Triliun
Menteri Keuangan 2019-2024 Sri Mulyani. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit ratusan triliun. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di Kemenkeu, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

"Sampai dengan akhir November 2019, estimasi pelebaran defisit kita yang dari 1,84 persen atau Rp296 triliun, akan melebar menjadi 2,29 persen dari GDP atau Rp368 triliun. Namun ini posisi akhir November," ujar Sri.


Berita Terkait:

    <li><a href="https://kbr.id/nasional/09-2019/periode_pertama_jokowi__utang_pemerintah_naik_terus/100513.html">Periode Pertama Jokowi, Utang Pemerintah Naik Terus</a></li>
    
    <li><a href="https://kbr.id/nasional/12-2019/dari_era_sby_sampai_jokowi__utang_pemerintah_naik_seribu_triliun/101681.html">Dari Era SBY Sampai Jokowi, Utang Pemerintah Naik Seribu Triliun</a></li></ul>
    


    Penerimaan dan Belanja Timpang

    Menurut Sri Mulyani, defisit terjadi akibat penerimaan pajak yang rendah. Realisasi penerimaan pajak hanya tumbuh 0,8 persen, turun drastis dari realisasi tahun lalu yang mencapai 15,3 persen.

    Sri juga menyebut ada ketimpangan antara penerimaan dengan belanja negara. Penerimaan negara hingga akhir November 2019 baru mencapai 77,5 persen dari target APBN 2019 sebesar Rp 1.677 triliun.

    Meski demikian, Sri yakin posisi defisit APBN 2019 berpotensi menurun di akhir tahun.

    "Sampai 13 Desember 2019 ini (defisit) akan menurun ke 2,2 persen. Jadi tidak dekati 2,3 persen, itu hal yang sangat penting. Namun, dua minggu pertama Desember ada perbaikan tren dari sektor riil dan penerimaan pajak dan perkembangan defisit kita," katanya.

    Editor: Ardhi Rosyadi

  • apbn 2019
  • apbn
  • ekonomi
  • defisit
  • pertumbuhan ekonomi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!