BERITA

Kasus Moge Harley Davidson di Garuda, Sri Mulyani Buru di BUMN Lain

Kasus Moge Harley Davidson di Garuda, Sri Mulyani Buru di BUMN Lain

KBR, Jakarta-   Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan telah mencium adanya perusahaan-perusahaan selain PT Garuda Indonesia, terkait  penyelundupan. Namun ia belum mau mengatakan perusahaan mana saja, dan pelanggaran apa yang dilakukan.

"Apakah terjadi di Garuda atau BUMN lain, saya tidak menyampaikan hari ini ya berapa BUMN dan pelanggarannya seperti apa. Namun temen-temen bea cukai tetap melaksanakan tugas, dan sekarang bahkan kita melakukan secara joint dengan pajak. Sehingga sistem ini sudah semakin rapih untuk menentukan apakah pelaku ini, mereka yang complaint atau yang tidak complaint. Ini kita tidak pandang bulu BUMN atau swasta kita sama, jadi kalau masalah complaint atau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan kita coba laksanakan secara konsisten." Ujar Sri, di kantornya, Kamis (05/12/2019).


Sri mengatakan, tidak hanya Garuda, perusahaan lain juga banyak melakukan penyelundupan dengan modus berbeda-beda. Sehingga ia berharap agar bea cukai lebih memperketat pemeriksaan keluar masuk barang dari luar negeri.


"Mungkin minggu depan saya juga akan mengajak teman-teman wartawan untuk melihat modus memasukan barang ke Indonesia, melalui cara ilegal dan berbagai macam modus. Dan ini masuk melalui berbagai jalur bisa Tanjung Priok, Cengkareng dan pelabuhan-pelabuhan. Oleh karena itu saya memerintahkan untuk bea cukai meningkatkan pengawasan." Ujar Menkeu.


Ia mengatakan paham betul dengan pengawasan ketat penyelundupan masih mungkin terjadi, seperti pada kasus yang menyeret Direktur Utama PT.Garuda Indonesia Ari Askhara. Namun jika seluruh kementerian lembaga bekerjasama, bisa meminimalisir adanya penyelundupan seperti itu. 

Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir  memecat secara tidak terhormat, Direktur Utama Garuda, I Gusti Ngurah (Ari) Ashkara, terkait penyelundupan Harley Davidson dan sepeda lipat di dalam pesawat Garuda. Selain AA, Erick juga berjanji akan terus mengejar orang-orang yang mungkin terlibat kasus tersebut.

"Saya sebagai kementerian BUMN tentu akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda, dan tentu proses daripada ini, karena ini perusahaan publik pasti ada prosedurnya lagi. Tetapi tidak sampai di situ saja, kita akan terus melihat lagi oknum-oknum yang akan tersangkut di dalam kasus ini, dan saya yakin ibu Menteri Keuangan dan Dirjen Bea Cukai akan memproses secara tuntas, apalagi di sini ditulis kerugian negara. Jadi kalau kerugian negara sudah menjadi faktor tidak hanya perdata tapi juga pidana ini yang sangat memberatkan," ujar Erick  di Kementerian Keuangan, Kamis (05/12/2019).


Sebelumnya Erick sempat meminta, agar yang bersangkutan segera mengundurkan diri dari jabatannya per hari ini. Namun sampai konferensi pers dilakukan yang bersangkutan tidak kunjung melakukan permintaan tersebut.


"Sebelum dicopot lebih baik mengundurkan diri, kalau memang sudah merasa ya salah. Kita harus berjiwa ya samurailah, saya bilang ya musti berani. Seorang pemimpin itu harus punya posisi yang jelas ya tidak bisa mohon maaf kalau salah justru mengorbankan orang lain. Ya kalau salah ya ngaku salah itu menjadi bagian dari leadership," ujar Erick saat berada di kantor Menkopolhukam, Kamis (05/12/2019).


Dalam konferensi pers yang dilakukan kementerian keuangan, BUMN dan Bea Cukai, Erick memastikan bahwa barang-barang selundupan tersebut milik petinggi PT Garuda Indonesia.


Editor: Rony Sitanggang

  • Erick Thohir
  • Bea Cukai
  • maskapai Garuda
  • barang selundupan
  • moge

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!