BERITA

PUPR Targetkan Penanganan Jalan Ambles Surabaya Kurang dari Seminggu

PUPR Targetkan Penanganan Jalan Ambles Surabaya Kurang dari Seminggu

KBR, Yogyakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan ruas jalan yang ambles di Gubeng Surabaya Jawa Timur bisa kembali difungsikan dalam waktu kurang dari seminggu.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto menyatakan PUPR telah menerjunkan tim ahli dari Balai Geoteknik Balitbang dan Komite Keselamatan Kerja untuk menangani persoalan jalan ambles itu.


"Semoga tidak terlalu lama. Biasanya tiga sampai lima hari sudah bisa berfungsi kembali meskipun belum permanen. Yang penting fungsi jalannya," kata Sugiyartanto di Yogyakarta, Rabu (19/12/2018).


Sugiyarto menjelaskan pembangunan ruang bawah tanah (basement) Rumah Sakit Siloam diduga menjadi penyebab amblesnya sejumlah bagian jalan raya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur.


Menurut Sugiyartanto, ada material di bawah jalan yang terambil pada saat pengerjaan bangunan.


"Ada pembangunan di sekitar situ, sehingga mempengaruhi kondisi tanah yang berada di bawah badan jalan, material terambil. Jadi konsolidasi ke bawah atau ambles," jelas Sugiyartanto.


Baca juga:

Harus Ada yang Tanggung jawab


Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan harus ada pihak yang bertanggungjawab atas amblesnya jalan Gubeng, Surabaya.


Terkait sanksi, Basuki mengatakan tengah menunggu rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi.


"Nanti kalau ada sanksi gimana, kami menunggu rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi. Pasti harus ada yang tanggung jawab. Tapi kami utamakan dulu memfungsikan jalan dulu," kata Menteri Basuki.


Basuki menambahkan, polisi mungkin akan dilibatkan untuk menyelidiki penyebab amblesnya sebagian ruas jalan di Gubeng.


"Kalau penyebab dan siapa tangung jawab, itu jalan terus. Mungkin nanti dengan polisi juga," ujarnya.


Baca juga:

Tanah Amblas karena Kesalahan Konstruksi


Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menegaskan peristiwa amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng, Surabaya terjadi bukan karena likuifaksi (pencairan tanah), melainkan kesalahan konstruksi.


Menurut Sutopo, kesalahan terjadi pada pembangunan basement rumah sakit yang tidak mengunakan dinding penahan tanah. Hal itu menyebabkan terjadinya dorongan tanah atau sliding pada area jalan sekitarnya dan menyebabkan ambles.


Sutopo mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk menyelidiki kejadian ini.


"Peristiwa ini adalah disebut amblesan tanah, bukan likuifaksi karena tidak ada fenomena mencairnya tanah dilokasi kejadian. Kejadian amblesan tadi disebabkan kesalahan konstruksi. Jadi adanya pekerjaan pembangunan basement rumah sakit yang tidak menggunakan sheet pile atau dinding penahan tanah, retaining wall namanya," kata Sutopo di Graha BNPB (19/12/18).


Sutopo menambahkan, amblesan berlangsung dua kali dengan kedalaman mencapai 30 meter dan lebar 8 meter pada pukul 21.41 dan 22.30 WIB pada Selasa, 18 Desember 2018.


Sutopo menyarankan Pemerintah Kota Surabaya untuk  membentuk tim independen guna menyelidiki kejadian. Selain itu, pemerintah daerah juga diminta mengevaluasi proses perizinan dan mekanisme pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi.


"Serta melakukan audit forensik terkait dengan berbagai proyek di sekitar lokasi kejadian bencana yang berpeluang menjadi memicu terjadinya musibah," kata Sutopo.


Editor: Agus Luqman 

  • jalan ambles
  • KemenPUPR
  • Basuki Hadimuljono
  • BNPB
  • jalan rusak
  • tanah ambles

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!