HEADLINE

Gereja: Jelang Natal, Ribuan Jemaat di Nduga Mengungsi ke Hutan karena Ketakutan

""Pak Presiden, bisa tarik itu operasi militer? Ini bulan Natal, bulan perayaan, aduh.... Kalau bisa sila pertama Pancasila bisa diikuti. Tolong jemaat kami bisa kembali ke kampung...""

Gereja: Jelang Natal, Ribuan Jemaat di Nduga Mengungsi ke Hutan karena Ketakutan
Prajurit TNI bergerak melalui udara menuju Nduga, Papua, Rabu (5/12/2018). TNI memburu kelompok pelaku penembakan puluhan pekerja proyek Trans Papua. (Foto: ANTARA/Iwan Adisaputra)

KBR, Jakarta - Ketua Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua, Pendeta Benny Giay meminta Presiden Joko Widodo menarik aparat gabungan TNI-Polri dari Kabupaten Nduga, Papua.

Pendeta Benny mengatakan penyisiran yang dilakukan aparat membuat warga di Kabupaten Nduga ketakutan hingga mengungsi ke daerah hutan di lereng Puncak Trikora.


Benny mengaku mengenal kondisi medan di kawasan tersebut. Suhu di sana dingin dan berkabut. Selain itu, areanya tandus sehingga akan sulit bagi warga mencari bahan makanan.


"Pak Presiden, bisa tarik itu operasi militer? Ini bulan Natal, bulan perayaan, aduh.... Kalau bisa sila pertama Pancasila bisa diikuti. Tolong jemaat kami bisa kembali ke kampung. Saya bisa bayangkan masyarakat kedinginan, mati kelaparan, dan tidak tahu mau kemana," kata Benny kepada KBR, Selasa (11/12/2018).


Benny mengatakan kabupaten terdekat dengan tempat mengungsi adalah Lanny Jaya. Namun untuk mencapai ke sana, membutuhkan waktu 4-5 hari berjalan kaki.


Dia memperkirakan ada ribuan jemaatnya yang mengungsi untuk menghindari penyisiran aparat. Ada delapan klasis yang mengungsi, setiap klasis terdiri dari setidaknya 35 keluarga. Benny mengatakan jemaat takut karena dalam penyisiran bulan Juli lalu, aparat tidak pandang bulu.


Baca juga:


Hentikan penyerangan Nduga


Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) John NR Gobai meminta pemerintah dan kelompok bersenjata menghentikan penyerangan di Papua. Ia juga mendorong adanya perundingan antara kedua belah pihak dengan melibatkan pihak ketiga untuk proses mediasi.


"Konkritnya adalah hentikan operasi, penyerangan, karena telah berimbas ke masyarakat sipil yang tidak tahu-menahu. Mereka lari ke hutan. Trauma dan ketakutan itu dampaknya. Menurut saya saling serang harus dihentikan kefua belah pihak," kata John pada KBR (11/12/2018).


John Gobay mengatakan jika konflik ini tidak segera diakhiri maka akan menyebabkan konflik tersebut meluas.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • Penembakan Nduga
  • Kabupaten Nduga
  • penembakan di Papua
  • Papua Merdeka
  • Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat
  • konflik Papua
  • kekerasan di Papua
  • TPNPB
  • OPM

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!