BERITA

Mendikbud Usulkan Rekrut 72 Ribu Guru SMK Berpengalaman

Mendikbud Usulkan Rekrut 72 Ribu Guru SMK Berpengalaman

KBR, Bogor- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan perekrutan 72 ribu guru   baru khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengusulkan, puluhan ribuan guru itu direkrut menggunakan skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Guru yang direkrut diutamakan sudah memiliki pengalaman kerja di bidang tersebut.

"Intake-nya dari para pekerja, yang sudah memiliki pengalaman kerja, untuk bisa mengabdi di sekolah dengan waktu tertentu sesuai PPPK itu," kata Muhadjir usai rapat terbatas bersama Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (21/11/2018).

Muhadjir menjelaskan, selama ini ada 15 ribu guru tambahan untuk SMK yang direkrut melalui Program Keahlian Ganda.

Namun, jumlah itu belum mencukupi kebutuhan SMK yang masih membutuhkan sekitar 90 ribu guru produktif.

Pada rapat terbatas mengenai pengembangan Sumber Daya Manusia hari ini, Jokowi menginstruksikan perombakkan SMK besar-besaran.

Pasalnya, survei BPS terakhir mencatat pengangguran terbanyak masih dari sekolah kejuruan.

Baca: Ironi Lulusan SMK  

Selain soal guru, pemerintah juga membahas masalah sertifikasi keahlian lulusan SMK.

Selama ini, beberapa SMK sudah bekerjasama dengan perusahaan yang dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi lulusan SMK.

Muhadjir menambahkan, sejauh ini belum ada rencana evaluasi kurikulum bagi SMK, yang selama ini kurikulumnya sudah disusun bersama dengan perwakilan dunia industri.

"Tujuh puluh persen kurikulum keahlian itu diusulkan dunia industri dan usaha. Termasuk peralatannya atas rekomendasi mereka," pungkasnya.

Editor: Kurniati

  • Kemendikbud
  • Guru SMK
  • lulusan SMK
  • Muhadjir Effendy

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!