BERITA

Pengamat: Pelaku Penyerangan Wiranto Nekat Beraksi Setelah Namanya Masuk DPO

Pengamat: Pelaku Penyerangan Wiranto Nekat Beraksi Setelah Namanya Masuk DPO

KBR, Jakarta - Pengamat terorisme dari International Association for Counter-terrorism and Security Profesionals (IACSP), Rakyan Adibrata membenarkan klaim pemerintah, bahwa pelaku penyerangan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, adalah bagian dari jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Menurut Rakyan pelaku suami-istri yang bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana tergabung dalam JAD Bekasi yang dipimpin oleh Abu Zee Ghurobah.


"Dia anggotanya JAD Abu Zee. Abu Zee September lalu ditangkap di Bekasi. Alamsyah adalah salah satu pasangan yang dinikahkan Abu Zee di kontrakannya. Dalam konteks jihadisme itu, dalam rangka memperkuat jaringan internal mereka biasa untuk saling menikahkan satu dengan yang lainnya, yang tidak diketahui latar belakangnya masing-masing," kata Rakyan ketika dihubungi KBR, Kamis (10/10/2019).


Rakyan Adibrata menambahkan penggunaan pisau juga menjadi bukti tambahan bahwa pelaku penyerangan Wiranto termasuk dalam jaringan JAD yang terpapar paham ISIS.


"Waktu itu juru bicara JAD pernah mengatakan lakukanlah jihad. Kalau pintu hijrah ke Syria ISIS itu tidak bisa dijalankan, maka lakukan amaliah di tempatmu, di mana pun kamu tinggal. Walaupun hanya bersenjatakan pisau dapur, begitu katanya," tambah Rakyan.


Rakyan menilai motif dua orang anggota JAD menyerang Wiranto di Pandeglang, Banten disebabkan nama pelaku sudah masuk ke dalam daftar buron atau Daftar Pencarian Orang (DPO) kepolisian.


Menurut Rakyan, nama Alamsyah sudah masuk buruan sejak polisi menangkap pimpinan JAD Bekasi Abu Zee Ghurobah bersama delapan terduga teroris lainnya, pada 23 September 2019.


"Nama Alamsyah sudah dikantongi polisi sejak September. Tapi polisi belum mengetahui lokasi dia di mana. Kemudian ada kesempatan, kebetulan sekali Pak Wiranto datang ke wilayahnya, dekat tempat tinggal dia," kata Rakyan.


Ia meyakini ide menyerang Wiranto muncul ketika Alamsyah mendengar kabar bahwa Pandeglang akan segera didatangi Menko Polhukam Wiranto. Rakyan menilai penyerangan itu spontan, terencana singkat dan bukan mengincar Wiranto secara khusus.


"Targetnya adalah target mati. Beruntung serangan itu gagal. Kenapa gagal, saya bisa pastikan dia lack of preparation. Tidak ada persiapan," kata Rakyan.


Menurut Rakyan serangan terhadap Wiranto itu tidak berkaitan dengan pelantikan Joko Widodo-Maruf Amin yang akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden 2019-2024 dalam waktu dekat.


Ia menyebut niat pelaku murni melakukan upaya jihad terakhir, sebab namanya sudah diincar para penegak hukum.


Mencoreng nama Pandeglang


Bupati Pandeglang Irna Narulita menjenguk Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta Pusat.


Di RSPAD, Irna tidak bisa melihat kondisi Wiranto. Ia hanya bertemu istri Wiranto, Rugaiya Usman.


Irna menyesalkan insiden penusukan Menko Polhukam Wiranto yang terjadi di wilayah kekuasaannya. Ia mengatakan pelaku penusukan mencoreng nama baik kabupaten Pandeglang.


"Saya atas nama Pemerintah kabupaten Pandeglang, atas nama masyarakat Pandeglang, sangat menyesalkan kejadian yang tidak terpuji itu. Ini mencoreng nama baik kabupaten Pandeglang dan masyarakat Pandeglang karena pelakunya bukan orang Pandeglang," ujar Irna di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Kamis (10/10/2019).


Bupati Pandeglang Irna Narulita menganggap peristiwa penyerangan tersebut dapat memperburuk citra kabupaten yang kini sedang membutuhkan bantuan pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan di wilayah Banten Selatan.


"Kami khawatir dengan adanya Kejadian ini kan ada dampaknya, perhatian kepada kami sedikit berkurang. Mudah-mudahan tetap bapak Presiden memberikan dukungan pembangunan di Banten Selatan  yaitu Pandeglang," pungkasnya.


Editor: Agus Luqman 

  • wiranto
  • penyerangan Wiranto
  • JAD
  • Jamaah Ansharut Daulah
  • terorisme
  • ISIS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!