BERITA

Menteri Jonan Usul Periode 2 Jokowi Bangun 500 SPBU Tambahan

"Diperkirakan masih ada seribu kecamatan di Indonesia belum memiliki SPBU."

Menteri Jonan Usul Periode 2 Jokowi Bangun 500 SPBU Tambahan
Petugas SPBU mengisi jeriken dengan solar subsidi untuk bahan bakar kapal nelayan Desa Padang Seurahet, Aceh Barat, Senin (9/9/2019). (Foto: ANTARA/Syifa Yulin)

KBR, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan memperkirakan ada seribuan kecamatan atau distrik yang belum mempunyai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Jumlah total kecamatan di Indonesia mencapai lebih dari 7 ribu kecamatan.

Menteri Jonan mengklaim dalam tiga tahun terakhir sudah membangun 170 SPBU, sejak 2017 hingga 2019. Namun, jumlah itu masih belum bisa menjawab kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak (BBM).


Jonan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar pada 2020-2024 atau dalam lima tahun ke depan ada tambahan minimal 330-500 SPBU baru.


"BBM satu harga kita sudah bangun. Sebenarnya arahan Presiden itu perlu dibangun 160 titik dalam tiga tahun, dari 2017-2019. Nah kita sudah bangun 170 titik, berarti 170 kecamatan atau distrik," ucap Jonan di Jakarta, Senin (14/10/2019).


Selain pembangunan SPBU, ESDM juga menargetkan akan menerapkan Biodesel 30 atau B30 dengan target bauran energi baru terbarukan (EBT) 20 persen atau bahkan 23 persen. Angka ini sesuai komitmen pemerintah pasa perjanjian paris yang telah diratifikasi DPR RI.


Tantangan lebih berat justru untuk produksi listrik, dimana energi baru terbarukan baru sekitar 12 persen lebih. Karena itu, Jonan meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) agar lebih terbuka terhadap energi terbarukan.


Ia meminta PLN untuk membangun pembangkit listrik energi terbarukan dengan biaya yang lebih kompetitif dibanding dari fosil.


Editor: Agus Luqman 

  • Kementerian ESDM
  • Ignasius Jonan
  • penyaluran BBM
  • BBM bersubsidi
  • subsidi energi
  • SPBU
  • bahan bakar minyak
  • BBM

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!