BERITA

September 2019, Luas Kebakaran Hutan 4.100 Kali Lapangan Monas

September 2019, Luas Kebakaran Hutan 4.100 Kali Lapangan Monas
Mahasiswa FISIP Universitas Riau menggelar unjuk rasa soal karhutla di depan kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Kamis (12/9/2019). Mereka membawa spanduk bertuliskan, 'Pemerintah Makan Suap, Rakyat Makan Asap'. (Foto: ANTARA/Rony Muharrman)

KBR, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia tak kunjung padam dan dampaknya kian meluas.

Menurut data Karhutla Monitoring System Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampai awal September 2019 luas karhutla sudah mencapai 328.772 hektare.

Jika dibandingkan Lapangan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta yang luasnya 80 hektare, area karhutla itu kira-kira sudah 4.100 kali lipat lebih besar.

Lima provinsi dengan kebakaran hutan terluas adalah:

    <li><b>Nusa Tenggara Timur</b>: 108.368 hektare</li>
    
    <li><b>Riau</b>: 49.266 hektare</li>
    
    <li><b>Kalimantan Tengah</b>: 44.769 hektare</li>
    
    <li><b>Kalimantan Barat</b>: 25.900 hektare</li>
    
    <li><b>Sumatera Selatan</b>: 11.826 hektare</li></ol>
    

    Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya ada dua provinsi yang bebas dari karhutla tahun ini, yakni Banten dan DKI Jakarta.


    Baca Juga:

    Juli 2019, Luas Kebakaran Hutan 530 Kali Lapangan Monas

    Agustus 2019, Luas Kebakaran Hutan 1.600 Kali Lapangan Monas


    Upaya Pemadaman

    Upaya pemadaman karhutla di berbagai wilayah Indonesia masih terus berjalan.

    Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai Jumat (13/9/2019) masih ada sekitar 9.072 orang dan 37 unit helikopter yang digerakkan untuk pemadaman.

    BNPB mengklaim karhutla di berbagai titik di Pulau Jawa sudah padam. Namun, intensitas kebakaran di di Pulau Sumatera dan Kalimantan masih tinggi, hingga menimbulkan kabut asap dan merusak kualitas udara setempat.


    Wilayah Terdampak Kabut Asap

    Menurut data BNPB, sampai Jumat (13/9/2019) pencemaran kabut asap karhutla paling parah terjadi di provinsi berikut:

      <li><b>Kalimantan Barat</b>: tingkat pencemaran udara <b>berbahaya</b></li>
      
      <li><b>Riau</b>: udara <b>sangat tidak sehat</b></li>
      
      <li><b>Jambi</b>: udara <b>sangat tidak sehat</b></li>
      
      <li><b>Sumatera Selatan</b>: udara <b>sangat tidak sehat</b></li></ul>
      

      Sedangkan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, BNPB mengklaim pencemaran udara akibat kabut asap karhutla masih di taraf sedang.

      Anita Kuntariati warga Palembang, Sumatera Selatan, berharap masalah kabut asap ini bisa segera teratasi. Melalui akun Twitter @kuntarianita, ia mengunggah komentar di media sosial resmi BNPB:

      "Padahal di dalam rumah pintu dan jendela tertutup semua, tapi mata pedih, nafas jadi sesak. Semoga segera selesai asap ini," kicau Anita (13/9/2019).

      Editor: Agus Luqman
  • kebakaran hutan
  • karhutla
  • kabut asap

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!